Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Hananto Seno berharap meninggalnya ribuan tenaga kesehatan, termasuk ratusan dokter gigi karena Covid-19 di tahun 2020-2021 tidak terulang tahun ini.
Karena itu, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan.
Salah satu caranya yakni dengan mengeluarkan buku panduan bagi para dokter gigi di seluruh Indonesia.
"Kami telah mengeluarkan buku panduan bagi para dokter gigi di seluruh Indonesia. Termasuk versi digital agar mudah di download. Kalau itu diterapkan InsyaAllah mampu meminimalisir penularan apapun jenis virusnya," ujar Hananto kepada wartawan, Selasa (25/1/2022).
Mantan dokter kepresidenan era SBY dan era Jokowi periode pertama ini mengakui virus Corona varian Omicron tak seganas varian terdahulu seperti Delta.
Namun, varian Omicron diakui punya penyebaran yang lebih cepat dibanding pendahulunya.
"Penyebarannya saja lebih cepat. Tapi untuk dapat memicu kematian secara masif, nggak lah," tuturnya.
Baca juga: PDGI: Lulus Ujian KIT Jadi Syarat Utama Dokter Beri Layanan Implan Gigi
Karena itu, tetap menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan apapun jadi kunci untuk mencegahnya.
Termasuk saat momentum Kongres PDGI pada Maret mendatang di Balikpapan.
"Termasuk di momentum kongres PDGI Maret mendatang di Balikpapan," kata Hananto.
Ia mengatakan pelaksanaan Kongres PDGI akan menerapkan prokes kesehatan ketat, termasuk setiap peserta wajib telah mendapat vaksin ketiga atau booster dan menjalani swab hasil negatif.
"Selain itu para peserta kongres dari luar daerah, wajib di lakukan screening terlebih dahulu sebelum mengikuti kongres, dan tetap menggunakan masker jenis KN95, menjaga jarak dan lain-lain," jelasnya.
Hananto berharap di akhir periode kepemimpinannya dapat meninggalkan hal bernilai bagi PDGI dan bangsa Indonesia.
Baca juga: PDGI: 115 Dokter Gigi Positif Corona
Salah satunya penguatan ilmu keahlian, komunikasi dan mediasi.
"Salah satunya memperkuat keilmuan para dokter gigi, terutama di bidang komunikasi dan mediasi. Ini penting dipelajari agar bisa komunikasi baik dengan pasien dan bisa bermediasi ketika menghadapi masalah ketidakpuasan pasien," kata dia.
Ia juga berharap adanya kebijakan yang dapat mencegah perang tarif antar klinik dokter gigi. Pasalnya perang tarif yang tak wajar justru bisa menurunkan kualitas layanan kesehatan gigi.
"Pengurangan tarif yang tak wajar bisa menurunkan kualitas layanan kesehatan gigi bagi masyarakat. Ujung-ujungnya bisa terjadi malpraktek. Ini harus dihindari," ujarnya.