TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jumlah kasus konfirmasi varian Omicron terus naik, tak terkecuali pada kelompok anak-anak.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengingatkan orangtua untuk mewaspadai anak ketika menunjukkan gejala batuk, pilek, maupun nyeri tenggorokan.
Gejala-gejala tersebut mengarah pada paparan Omicron.
Pasalnya, gejala khas Omicron lebih banyak menyerang saluran pernafasan atas daripada paru-paru.
"Sebagian besar dari saluran pernafasan, batuk, pilek, nyeri tenggorokan. Sama seperti flu biasa. Kalau ketemu anak batuk pilek, badan anget waspada tertular varian Omicron," kata dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/2/2022).
Tak hanya itu, banyak anak-anak yang terpapar Covid-19 masuk kategori tidak bergejala atau OTG.
Untuk itu, orangtua diharapkan menjaga anak-anak agar tidak tertular Covid-19.
Baca juga: 10 Gejala Omicron, Kenali 5 Derajat Gejala Covid-19 dan Segera Lakukan Pencegahannya
"Pada anak banyak juga yang OTG, karena itu penting vaksin kepada anak-anak. Enggak ada gejala apa-apa tapi nanti dia nularin kemana-mana, ke opung, eyangnya," ujar Pimprim.
Secara umum, gejala Covid-19 pada anak tergolong ringan. Namun, tak menutup kemungkinan menjadi berat.
"Karena saya pernah menemukan pasien kontradiktas jantung yang sangat menurun pasca terkena Covid-19 atau disebut MISC. Juga ada pasien menjadi diabetes pasca terkena Covid. Memang kejadiannya tidak banyak tapi kita tetap waspada, mencegah anak terkena Omicron ini," pesan dokter ahli jantung anak ini.
Dari catatan IDAI, angka konfirmasi Covid-19 pada anak naik signifikan dalam sebulan terakhir ini.
Ia mengungkap, pada 24 Januari tercatat 646 kasus.
Kemudian, naik pada 31 Januari menjadi 2.775 kasus.
Serta diawal Februari ini atau pada 7 Februari ini menjadi 7.190.
"Artinya 300 persen naiknya. Laporan dari Cabang IDAI di daerah. Dibanding Januari ini sudah 10 kali lipat lebih. Trennya luar biasa," ungkapnya.