Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang yang terinfeksi Omicron tidak ada jaminan terhindar infeksi varian baru di kemudian hari.
Dan pada setiap karakter virus akan tetap memerlukan satu vaksin Covid-19 berupa booster pada kelompok berisiko.
Hal ini ini diungkapkan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman.
"Re-infeksi ada potensi, jadi tidak ada jaminan. Namun kedepan, ada beberapa trend yang relatif bisa jadi rujukan," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (9/2/2022).
Dalam prediksinya, Dicky menyebutkan kelompok berisiko seperti orang lanjut usia, komorbid, dan anak-anak akan memerlukan vaksin atau booster. Itu akan diperlukan untuk memproteksi mereka.
Baca juga: Pakar Epidemiologi Optimis Status Pandemi Covid-19 Bisa Dicabut
Karena untuk mencapai herd immunty, kata Dicky membutuhkan proses yang panjang dan lama. Itu bersifat long term dan bisa membutuhkan 5-10 tahun.
Selama proses pembentukan herd immunity, pemerintah harus berupaya melindungi kelompok yang paling rawan. Jika tidak, bisa membebani fasilitas kesehatan dan berakibat fatal.
Di sisi lain, ia pun mengatakan riset terkait vaksin Covid-19 akan terus berjalan. Sejauh ini vaksin sangat membantu menurunkan kematian dan keparahan.
Walau saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang menjamin 100 persen orang yang sudah divaksin tidak menginfeksi atau menularkan.
Baca juga: Pakar Epidemiologi: Omicron Bukan Varian Terakhir
"Namun kedepan tampaknya akan lebih efektif vaksinasi ini langsung diberikan pada saluran nafas atau dalam bentuk drop atau semprot hidung. Itu vaksin seperti itu kedepan," paparnya lagi.