TRIBUNNEWS.COM - Tren laju kasus Covid-19 di Indonesia alami lonjakan beberapa waktu terakhir.
Misalnya data per Kamis (10/2/2022), penambahan kasus harian Covid-19 capai angka 40 ribu.
Terlebih karena adanya Covid-19 varian Omicron yang lebih cepat menular.
Kendati demikian, lonjakan kasus ini diperkirakan akan melandai di pertengahan bulan Maret.
Baca juga: OTG Tetap Berisiko Tularkan Virus Covid-19, Ini Langkah Penanganan yang Dapat Dilakukan
Hal itu diungkapkan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman.
"Potensi (lonjakan) ini berlangsung relatif singkat dibanding Delta. Pertengahan Maret sudah mulai melandai," kata Dicky saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/2/2022).
Dicky menambahkan, berlalunya masa lonjakan bukan berarti pandemi Covid-19 juga ikut berakhir.
Dia menilai, dampak dari lonjakan kasus, yakni kematian akibat Omicron bisa saja masih terjadi hingga akhir bulan Maret.
"Dampak ikutan agak lama, misalnya kematian mungkin bisa akhir Maret masih ada," tutur dia.
Baca juga: Tingkat Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Ibu Kota Sudah Mencapai Angka 60 Persen
Selain itu, Dicky juga mengingatkan soal potensi lonjakan kasus Omicron lebih tinggi dari Delta.
Dikatakannya, pemerintah perlu menguatkan mitigasi untuk menekan tren laju penularan.
Salah satunya, lebih meningkatkan testing sehingga semakin banyak kasus ditemukan dan ditangani.
"Omicron ini karena kecepatannya (penularan) , banyak pecah rekor dalam kasus infeksi, jauh lebih besar dari Delta."
"Meskipun tingkat perawatan inap Omicron setengah dari Delta. Tapi ingat, ini juga bergantung dari mitigasi," jelasnya.
Baca juga: Kemenkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Omicron Terjadi 2-3 Minggu ke Depan