TRIBUNNEWS.COM - Puncak gelombang Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta akan menghadapi puncaknya pada pekan ini.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setelah berada di puncak, kasus Omicron di DKI Jakarta akan perlahan turun.
"DKI Jakarta kemungkinan besar kami mengamati bahwa minggu ini akan sampai puncaknya dan akan mulai bergerak turun," kata dia dalam konferensi pers, Senin (14/2/2022), seperti yang diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.
Baca juga: Luhut Sebut Omicron Hanya Dua Kali Lebih Parah dari Penyakit Flu
Baca juga: Prediksi Puncak Omicron, Pekan Ini di DKI Jakarta Lalu Kasus Turun, Bakal Pindah ke Provinsi Lain?
Namun kabar baiknya, meski berada di puncak, angka perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit akan berhenti di level 40-59 persen.
Menkes menambahkan, terdapat 6 provinsi yang sudah melampaui kasus Delta dan 37 kabupaten/kota yang juga sudah melampaui puncak Delta.
Enam provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Banten, Jabar, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Papua.
"Semua provinsi yang sudah melampaui puncak Delta kasusnya, itu rumah sakitnya sekitar 30% an dari puncak delta. Ada dua yang agak tinggi yaitu Jakarta dan Bali," terang Budi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, meski DKI Jakarta sudah melewati puncak, daerah lain justru mengalami kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron.
Baca juga: Menko Luhut Bantah Pemerintah Anggap Enteng Varian Omicron
Baca juga: Korsel Berikan Suntik Vaksin Booster Keempat di Tengah Lonjakan Omicron
"Sementara itu, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat (penularan Omicron) meningkat. Tetapi masih berada di bawah puncak penularan varian Delta," ujar Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang digelar secara daring pada Senin (14/2/2022), seperti yang diberitakan Kompas.com.
Kemudian, secara umum Luhut mengungkapkan, kondisi rawat inap pasien Covid-19 di rumah sakit di Jawa-Bali saat ini pun lebih rendah dibanding masa puncak varian Delta.
Meski demikian, Luhut meminta masyarakat tidak menilai pemerintah menganggap enteng kondisi saat ini.
"Jangan juga berpikir pemerintah anggap enteng. Hanya, jangan ketakutan berlebihan tapi kita juga harus tetap hati-hati," tegas Luhut.
Diberitakan Tribunnews.com, Luhut menambahkan, penambahan kasus di Jawa-Bai cukup melambat dibandingkan di luar Jawa-Bali.
"Penambahan kasus di Jawa Bali terlihat melambat, namun terjadi peningkatan kontribusi di luar Jawa-Bali," katanya.
Baca juga: Menkes: Pekan Ini Puncak Omicron di DKI Jakarta, Kemudian Kasus Turun
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Omicron dan 7 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Isolasi Mandiri di Rumah