TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Sub Bidang Dukungan Kesehatan Bidang Dukungan Darurat Satgas Covid-19 Alexander K Ginting mengatakan pemerintah telah menetapkan enam strategi untuk menghadapi gelombang ketiga.
Pertama, pihaknya memastikan pelonggaran aktivitas yang diikuti pengendalian di lapangan secara ketat.
Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak menyikapi penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan kebebasan dan berlebihan seperti yang tertuang dalam Inmendagri Nomor 10 Jawa-Bali dan Inmendagri Nomor 11 luar Jawa-Bali.
"Serta, kamu juga melakukan pengendalian di daerah hotspot penyumbang kasus tertinggi dan pengendalian mobilitas agar kasus tidak meluas," kata Alex dalam acara webinar yang digelar Katadata dengan tema 'Strategi Hadapi Gelombang Ketiga Pandemi', Jumat (18/2/2022).
Kedua, pemerintah akan terus meningkatkan laju vaksinasi untuk kelompok lanjut usia (lansia) dan komorbid, terutama di wilayah aglomerasi dan pusat pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, pemerintah mendorong percepatan vaksinasi anak agar imunitas anak dapat terbentuk ketika periode pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen dilaksanakan.
Baca juga: Satgas Covid-19: Bukan Hanya Omicron, Penularan Varian Delta Masih Ada di Indonesia
Data terbaru menujukan bahwa capaian vaksin usia 6-11 dosis pertama sebesar 17,6 juta atau 66,72 persen dan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 7,7 juta atau 29,28 persen. Adapun, target sasaran vaksinasi anak usia 6-11 tahun ialah sebanyak 26,4 juta.
Keempat, pemerintah akan menertibkan mobilitas pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dengan aturan protokol kesehatan yang ketat dan karantina.
Sementara pihaknya akan menertibkan pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) sesuai Surat Edaran (SE) Satgas Nomor 7 Tahun 2022.
"Pemerintah juga akan melakukan travel bubble melalui SE Satgas Nomor 5 dan 6 tahun 2022 tentang Pertemuan G20," kata dia.
Kelima, pemerintah pusat akan memperkuat peran pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kapasitas testing dan telusur, serta mengawasi kegiatan dan mengedukasi warga tentang protokol kesehatan yang harus dijalankan dengan memperkuat kapasitas PPKM skala mikro di desa dan kelurahan.
Keenam dan tak kalah penting dalam menghadapi gelombang ketiga, adalah melakukan kampanye protokol kesehatan untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat, termasuk operasi masker.
Selain itu, Alex meminta agar masyarakat tidak fokus terhadap varian virus corona yang sekarang ada di Indonesia.
Menurut dia, di Indonesia terdapat varian Alfa ada Delta, tak melulu Omicron. Karena menurut laporan, di masyarakat masih beredar covid-19 varian Delta.
"Masyarakat tidak perlu diajak berpolemik, apakah dia mengidap Delta atau Omicron. Apapun variannya, itu adalah covid-19," tegasnya.
Alex menyarankan agar praktisi kesehatan dan epidemiolog tak hanya menyampaikan fokus vaksinasi, namun juga menyampaikan fokus bagaimana menanggulangi komorbid pada masyarakat.
Faktor tersebut tak kalah penting untuk disampaikan kepada masyarakat.
Angka kematian selama gelombang ketiga pandemi covid-19 varian Omicron berjumlah 1.090 pasien, 48 persen karena komorbid dan 68 persen belum divaksin lengkap.
"Antara vaksinasi dan komorbid ini yang harus kita sampaikan. Jangan sampai ada pasien covid-19 meninggal karena komorbid," ujar Alex.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per kemarin, pemerintah telah menyuntikkan vaksin dosis pertama sebanyak 180.067.416 dosis, vaksinasi dosis kedua sudah disuntikkan 138.280.959 dosis dan vaksinasi ketiga atau booster mencapai 7.730.486 dosis.