Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ADDIS ABABA - Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, John Nkengasong akan meminta agar donasi vaksin virus corona (Covid-19) dihentikan hingga paruh kedua tahun ini.
"Masuk akal untuk mengatakan 'Dengar, mari kita hentikan sejenak dan menghindari risiko mengirim begitu banyak vaksin yang berisiko kedaluwarsa, kita harus dapat melihat berapa banyak orang yang benar-benar telah diimunisasi. Dan mungkin sekarang anda dapat melihat gelombang donasi berikutnya," kata Nkengasong.
Baca juga: Sudah Vaksin dan Penyintas Covid Masih Terpapar Omicron, Apa yang Salah?
Baca juga: Kasus Infeksi Covid-19 Melandai, CDC AS Turunkan Level Peringatan untuk Kapal Pesiar
Pada publikasi artikel ini, lebih dari 11,3 juta kasus infeksi Covid-19 telah dilaporkan di Afrika sejak pandemi dimulai, sedangkan angka kematian yang tercatat mencapai setidaknya 247.000 kasus.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (23/2/2022), negara-negara yang melaporkan kasus infeksi harian paling baru berdasarkan rata-rata tujuh hari, termasuk diantaranya Tunisia sebanyak 3.494 infeksi harian, Réunion 3.101 kasus infeksi harian, Afrika Selatan 2.399 kasus, Mesir ada 2.054 kasus infeksi harian dan Libya 1.948 kasus.
Dengan pengecualian Réunion, semua negara yang disebutkan itu mengalami penurunan rata-rata tujuh hari.
Nkengasong menekankan bahwa keputusan untuk meminta penundaan pengiriman vaksin bukan untuk mengatakan bahwa donasi itu tidak penting atau dibutuhkan.
"Ini seperti membeli sekeranjang makanan dan meletakkannya di meja dapur anda. Jika anda tidak dapat menggunakannya, itu akan membusuk. Namun jika anda membelinya dalam potongan yang lebih kecil, anda masih mendapatkan jumlah makanan yang sama di meja dapur anda, namun setidaknya anda tidak membuangnya," tegas Nkengasong.
Ia menambahkan bahwa kemungkinan munculnya varian baru Covid-19 dan faktor lainnya, seharusnya diperhitungkan terlebih dahulu sebelum sampai pada keputusan.
Di sisi lain, 'Gavi, The Vaccine Alliance,' sebuah organisasi co-leading COVAX, mengatakan bahwa distribusi vaksin bergerak dengan kecepatan 'canggih' di tengah pergeseran pasokan dan permintaan.
"Pembagian dosis akan tetap menjadi aspek penting dari upaya vaksinasi global, karena kami berusaha untuk menutup kesenjangan kesetaraan vaksin," kata Juru bicara Gavi.
Ia mencatat bahwa 'tidak ada satu dosis pun yang dikirim tanpa terlebih dahulu diterima oleh negara penerima'.
Keputusan itu muncul beberapa minggu setelah Nkengasong meluncurkan kampanye untuk meminta kaum muda divaksinasi.
Kampanye yang dijuluki 'Pemuda Afrika untuk vaksinasi Covid-19: Inisiatif untuk Menyelamatkan Nyawa, Menyelamatkan Mata Pencaharian' ini mendorong agar orang Afrika yang lebih muda 'memainkan peran aktif' dalam meningkatkan inokulasi, karena usia rata-rata populasi di benua itu adalah 19,5.