News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 24 Februari 2022: Jabar Masih Tertinggi, Jateng 5 Besar

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 24 Februari 2022: Jabar Masih Tertinggi, Jateng 5 Besar

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Kamis (24/2/2022).

Diketahui, hari ini terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 57.426 kasus.

Sebelumnya, Rabu (23/2/2022), kasus positif Covid-19 bertambah 61.488 kasus.

Bertambahnya 57.426 kasus hari ini menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 5.408.328 kasus.

Hal tersebut berdasarkan data yang diterima Tribunnews.com pada Kamis pukul 17.38 WIB.

Sementara itu, pada hari ini terjadi penambahan kasus aktif Covid-19 sebanyak 14.591 kasus.

Hal tersebut menjadikan total kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 586.113 kasus.

Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 24 Februari 2022: Tambah 57.426 Positif, 42.518 Sembuh, 317 Meninggal

Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 24 Februari 2022: Tambah 57.426 Kasus Baru, Total 5.408.328 Positif

Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia berdasarkan data dari laman resmi covid19.go.id pada Kamis (24/2/2022):

- Jawa Barat: 188.204

- Banten: 64.253

- DKI Jakarta: 53.818

- Jawa Tengah: 44.060

- Jawa Timur: 35.178

- DI Yogyakarta: 21.347

- Sumatera Utara: 21.056

- Kalimantan Timur: 17.604

- Sulawesi Selatan: 16.938

- Lampung: 11.671

- Bali: 11.300

- Sumatera Selatan: 11.158

- Papua: 10.622

Baca juga: Sebaran 57.426 Corona 24 Februari 2022, Tertinggi Jawa Barat Sumbang 12.937, DKI Jakarta 6.855 Kasus

- Sulawesi Utara: 10.221

- Riau: 7.482

- Kalimantan Selatan: 7.101

- Sumatera Barat: 5.774

- Kepulauan Riau: 5.733

- NTT: 5.545

- Kalimantan Barat: 5.043

- Kalimantan Tengah: 3.996

Baca juga: Lansia Bisa Vaksin Booster Setelah 3 Bulan Vaksinasi Dosis Kedua, Perlukah Vaksin Covid-19 Keempat?

- NTB: 3.592

- Bangka Belitung: 3.427

- Sulawesi Tengah: 3.003

- Bengkulu: 2.874

- Papua Barat: 2.786

- Sulawesi Utara: 2.717

- Jambi: 2.405

- Kalimantan Utara: 1.606

- Maluku: 1.602

- Aceh: 1.003

- Maluku Utara: 894

- Sulawesi Barat: 796

- Gorontalo: 704

Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 dan Cara untuk Mengurangi Rasa Sakitnya

Baca juga: Putus Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Booster

Ilustrasi Coronavirus. (CNN)

Kasus Covid-19 pada anak meningkat

Diwartakan Tribunnews.com, berdasarkan data internal IDAI sedang terjadi peningkatan kasus infeksi Covid-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar Jawa.

Demikian dikatakan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Selasa (22/2/2022).

Dari 70 kasus di awal Januari hingga 14 Februari sudah naik menjadi 350 kali lipat.

“Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021, jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat,” tutur dr. Piprim dalam Webinar Kesehatan: “Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?” katanya. 

Ia mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi Covid-19.

Akan tetapii tak boleh menganggap remeh, karena berisiko pada masalah kesehatan yang fatal.

Potensi untuk anak mengalami (MIS-C) beberapa waktu kemudian setelah covid selesai ini masih mengancam anak-anak.

"Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negatif,” sambung dr. Piprim.

Gejala Covid-19 pada anak

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Fify Mulyani, MARS menjelaskan gejala pada bayi seperti berikut:

  • Kesulitan bernapas;
  • Batuk yang terus-menerus;
  • Nafas yang pendek;
  • Adanya penurunan intensitas buang air kecil;
  • Menolak untuk disusui;
  • Demam tinggi meski telah diberikan obat penurun panas.

Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita sebagai berikut:

  • Pilek;
  • Sakit kepala;
  • Demam
  • Mengeluh sakit tenggorokan.

Pencegahan

Untuk menjaga imunitas si kecil, dr. Sherly Indriani Head of Medical Affairs & CME Darya-Varia Laboratoria pun menyarankan para orang tua untuk memberikan asupan vitamin C dan juga Zinc.

Seperti diketahui, Zinc dan vitamin C baik sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terutama di masa pandemi.

“Memberikan vitamin C dan Zinc. Kami di PT Darya-Varia mempunyai produk dengan komposisi tersebut yang kami namakan Imunped" ujar dr. Sherly.

Selain itu, Indriyanti Rafi Sukmawati Business & Marketing Director PT Prodia Widyahusada Tbk menambahkan, penting untuk memeriksakan diri secara rutin.

Prodia memiliki misi untuk terus berkembang melayani masyarakat di tengah pandemi, termasuk melayani konsultasi melalui prodia mobile.

Serta Prodia Children Health Centre yang merupakan klinik khusus anak usia 0-18 tahun dengan layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan perkembangan setiap tahapan usia.

Vaksinasi pada Anak Terus Dipercepat

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Erna Mulati, MSc., CMFM menjelaskan, sebagai orang tua penting untuk menjaga kesehatan si kecil di masa pandemi ini lantaran anak merupakan aset berharga suatu bangsa.

“Anak adalah generasi penerus yang harus memiliki daya saing dan kualitas tinggi pemenuhan hak anak untuk tumbuh dan berkembang merupakan kewajiban kita bersama dan juga pemerintah," ujar dr. Erna.

Tercatat bahwa jumlah vaksinasi yang dilakukan anak usia 6 sampai 11 tahun mencapai 65,6 persen untuk yang pertama, lalu 25,85 persen untuk dosis yang kedua.

Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun tercatat 91,73 persen dan dosis yang kedua adalah 72,7 persen.

Angka tersebut menunjukkan bahwa kelancaran kesehatan masih membutuhkan hubungan antarsektor dan berbagai pihak demi meningkatkan capaian.

Pemimpin Redaksi HerStory Indonesia, Clara Aprilia Sukandar menambahkan bahwa ada juga dampak buruk yang dialami perempuan di tengah pandemi.

Selain menjadi kaum yang paling rentan terpapar covid-19, peran perempuan selama pandemi ini sangatlah penting, seperti membangun rasa aman dan nyaman bagi keluarganya dan menjaga kesehatan keluarga, terutama anak yang rentan terpapar Covid-19.

(Tribunnews.com/Milani Resti/RinaAyuPancarini)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini