News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Harian Tembus 60 Ribu, GPFI Belum Terima Keluhan Obat Covid-19 Kosong 

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi pers Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia (GPFI) terkait ketersediaan obat dalam penanganan Covid-19, yang digelar di Century Park Hotel, Jumat (25/2/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penambahan kasus konfirmasi harian akhir-akhir ini melebihi 60 ribu.

Menghadapi kondisi ini sejumlah persiapan dilakukan termasuk memastikan ketersediaan obat obatan bagi pasien Covid-19. 

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) Tirto Kusnadi menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk terus menjamin ketersediaan obat-obatan dan vitamin secara nasional.

“Fakta bahwa sampai dengan saat ini, kita tidak lagi mendengar adanya kabar langkanya obat obatan selama gelombang ketiga," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Century Park Hotel, Jumat (25/2/2022). 

Dukungan penyediaan obat-obatan dalam menghadapi gelombang ketiga Omicron ini ditujukan agar tidak lagi terjadi kelangkaan obat-obat seperti saat gelombang kedua Covid-19 tahun lalu.

Baca juga: Beri Manfaat, Obat Modern Asli Indonesia Diharapkan Masuk Program JKN

“Sebagai komitmen perusahaan farmasi yang tergabung dalam GPFI untuk terus menjamin ketersediaan obat dan vitamin di 34 provinsi seluruh Indonesia," lanjut Tirto. 

GPFI mengerahkan, kemampuan sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing anggota GPFI untuk percepatan riset dan pengembangan, proses produksi, distribusi dan penguatan jaringan ritel apotik dan pedagang besar farmasi (PBF) telah secara konsisten dilakukan untuk ketersediaan obat Covid-19 dan vitamin. 

Untuk menjaga ketersediaan obat, GPFI melibatkan lebih dari 160 pabrik farmasi yang memproduksi kurang lebih 2.000 jenis zat obat. 

Dari sisi distribusi, lebih dari 1.600 pedagang besar farmasi dengan 600 cabang di seluruh Indonesia juga telah menyalurkan obat-obatan kepada lebih dari 15.000 klinik dan Puskesmas, 3.000 Rumah Sakit, lebih dari 17.000 apotik, sekitar 5.000 toko obat dan retailer lainnya. 

"Rekor kasus diatas 60 ribu yang menyebabkan banyaknya kebutuhan obat resep dan obat gejala covid lainnya, namun hingga saat ini tidak ada keluhan masyarakat tentang kekosongan obat, ditengah derasnya peningkatan kebutuhan obat," ungkapnya.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Depresi Tanpa Bantuan Obat, Perbanyak Tidur Ternyata Membantu

Dirinya menilai, industri farmasi nasional telah mencapai level kemandirian dan ketahanan obat nasional karena kekuatan kapasitas produksi, distribusi dan retail yang merata di seluruh pelosok tanah air. 

"Dengan ketersediaan obat dan vitamin GPFI, Masyarakat bisa memperbaiki kualitas hidupnya karena cepat sembuh dan kembali beraktivitas untuk perbaikan ekonomi masyarakat dan bangsa,” harap Tirto Kusnadi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini