Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Vaksinasi Covid-19 hingga kini masih terus digencarkan di Tanah Air, seiring pendapat para ahli kesehatan yang terus menyarankan untuk melengkapi vaksinasi karena dinyatakan terbukti sangat efektif meringankan gejala akibat terinfeksi Covid9-19 varian apapun termasuk varian Omicron yang saat ini mendominasi.
Pemerintah sendiri telah memulai vaksinasi dosis ketiga (booster) untuk menambah pertahanan masyarakat Indonesia dari infeksi Covid-19.
Dr. Tonang Dwi Ardiyanto Sp PK., PhD., uru Bicara Satgas Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret (UNS) mengatakan, data masyarakat yang mendapatkan vaksinasi booster memang belum banyak sehingga datanya masih belum cukup komprehensif.
Namun, data dari luar negeri yang sudah melakukan vaksinasi booster lebih dahulu dan cakupannya lebih tinggi menunjukkan, vaksinasi booster mampu menurunkan risiko gejala berat akibat infeksi Omicron hingga 7 kali lipat daripada tanpa vaksinasi sama sekali.
Sementara vaksinasi lengkap menurunkan risiko gejala berat akibat terinfeksi Omicron hingga 2,5 kali lipat daripada tidak divaksinasi sama sekali,” ungkap dr. Tonang Dwi Ardiyanto Sp Pk PhD seperti keterangan pers tertulis yang diterima Tribunnews, Jumat (25/2/2022).
Baca juga: Presiden Jokowi Harap Masyarakat Dapat Manfaatkan Program Vaksinasi Covid-19
Dokter Tonang juga menghimbau agar manfaat vaksinasi jangan dilihat dari kacamata sempit.
“Misalnya ada yang mengatakan saudara saya sudah divaksinasi tapi kenapa bisa terinfeksi Covid-19? Itu pertanyaan yang banyak beredar di masyarakat. Coba kita
berfikir, seandainya saudara kita tidak divaksinasi apakah gejalanya akan berat? Lalu coba cari tahu di sekitar kita sudah berapa banyak yang divaksinasi lengkap. Kalau yang terinfeksi jauh lebih sedikit, artinya vaksinasi baik lengkap atau bahkan yang sudah di-booster, jauh lebih bermanfaat daripada tidak divaksinasi sama sekali,” saran dr. Tonang.
Vaksinasi Lengkap untuk Komorbid
Dr. Tonang sangat menyarankan agar vaksinasi lengkap bisa diberikan kepada mereka yang memiliki komorbid. Dia mengatakan, bagi penderita komorbid sangat perlu untuk melengkapi
vaksinasi karena termasuk kelompok paling rentan ketika terinfeksi Covid-19.
“Bagi mereka yang memiliki komorbid, tentu ada screening saat mau divaksinasi. Selama saat screening menunjukkan masih layak divaksin, maka lebih baik divaksinasi. Ini untuk menghindari risiko yang lebih parah saat terinfeksi virus Covid-19 nantinya,” saran dr.
Tonang.
Diperkirakan saat ini Indonesia telah memasuki separuh jalan menuju puncak Omicron.
Dia berharap, dengan lebih cepat melewati puncak, kasus turun dengan cepat
diikuti turunnya korban kematian.
Baca juga: Presiden Jokowi Harap Masyarakat Dapat Manfaatkan Program Vaksinasi Covid-19
“Tentunya untuk bisa sampai pada kondisi itu syaratnya ada dua yakni percepat vaksinasi lengkap dan tetap terus jalankan protokol kesehatan. Covid-19 masih ada tapi kita mampu menghadapinya ketika kita bekerjasama,” ujar dr. Tonang.
Di sisi lain, lembaga survei Indikator merilis hasil survei nasional terkait
dengan sikap publik terhadap Omicron dan vaksinasi booster. Salah satu temuan
menarik dari hasil survei tersebut adalah 61,5 persen mayoritas masyarakat setuju dan sangat setuju dengan pemberian vaksin dosis ketiga sebagai booster.
Ini menunjukkan minat dan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi booster Covid-19 sangat tinggi.
Survei ini dilakukan kepada 626 responden secara acak melalui metode survei online
dalam periode 15 Januari - 17 Februari 2022. Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki akses internet lewat smartphone, yang mana ini merupakan sekitar 69 persen dari total populasi nasional.