TRIBUNNEWS.COM - Pakar Virologi Universitas Udayana, I Gusti Ngurah Kade Mahardika, menanggapi soal adanya kabar pemberian vaksin booster kedua atau vaksin keempat, bagi masyarakat umum.
Menurutnya, memang tidak ada dampak negatif dari pemberian vaksin booster, baik itu booster kedua, ketiga, dan selanjutnya.
Namun, akan lebih baik jika pemerintah memaksimalkan pemenuhan vaksinasi dua kali kepada lansia, komorbid, bahkan bagi masyarakat umum yang baru sekali vaksinasi.
"Data ilmiah dari booster yang pertama, efek negatifnya memang tidak ada, baik itu diberikan setengah dosis, atau satu dosis, itu efek negatifnya tidak ada."
"Saya kira itu juga berlaku pada booster selanjutnya."
"Tetapi, apakah kita benar-benar perlu mendapatkan vaksin booster kedua, ketiga, empat, dan lima?"
"Kalau alasannya karena expired, kemudian itu dipaksakan untuk vaksin (booster) kedua dan ketiga, itu yang bagi saya tidak evidence based."
Baca juga: Pemerintah Targetkan Vaksinasi Dosis Kedua Capai 70 Persen pada Akhir April 2022
Baca juga: Dukung Tanggulangi Pandemi, IPDN dan TNI AL Salurkan Vaksin Booster ke Ponpes di Kendal
"Itu hanya kepentingan politik dan sebagainya atau kepentingan keuangan," terang Kade Mahardika, dikutip dari tayangan KompasTV, Senin (28/2/2022).
Menurut Kade Mahardika, dua kali vaksin itu sebenarnya sudah cukup untuk membantu mengurangi risiko gejala berat akibat terpapar Covid-19.
"Jadi efeknya (negatifnya dalam kesehatan memang) tidak ada, tapi sekali lagi bagi saya dua kali (vaksin sudah cukup).
"Gelombang Omicron yang kita sedang lalui sekarang, bahkan (telah menunjukkan) penurunan."
"Itu sudah membuktikan bahwa risiko rumah sakit dan risiko meninggal dunia itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan Delta."
"Dengan asusmsi bahwa kita sebagian besar sudah divaksin dan (sebagian dari) kita (kemungkinan) sudah terpapar varian sebelumnya."
"Jadi sekali lagi, over all saya setuju dengan dua vaksin yang sudah kita terima itu."
Baca juga: Pekan Depan Syarat Vaksinasi Dosis 2 Untuk Tentukan Level PPKM Mulai Diterapkan