News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Benarkah Jika Sudah Terinfeksi Covid-19 Varian Lain Bisa Ringankan Gejala Omicron? Simak Kata Ahli

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Covid-19. Benarkah Jika Sudah Terinfeksi Covid-19 Varian Lain Bisa Ringankan Gejala Omicron? Simak Kata Ahli

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus Covid-19 memang masih membuat khawatir masyarakat. Apa lagi hingga saat ini status pandemi Covid-19 belum diubah oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Namun, penelitian beserta data di lapangan menyatakan jika kenaikan kasus Covid-19 saat ini terhitung tidak terlalu fatal. Saat ini Indonesia mengalami gelombang ketiga varian Omicron.

Hanya saja dibandingkan gelombang kedua yang didominasi varian Delta, tingkat keparahannya amatlah berbeda.

Baca juga: Layanan Telemedisin SiCepat Terpacu oleh Lonjakan Kasus Omicron

Baca juga: Ahli Ungkap Perbedaan Situasi Saat Gelombang Delta dengan Omicron

Gejala Omicron pun pun terbilang ringan saat menginfeksi seseorang.

Lantas apakah gejala ringan dikarenakan masyarakat sebelumnya telah terinfeksi varian lain seperti Delta?

Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, FINASIM pun menanggapi pertanyaan ini.

Menurutnya, jika sebelumnya telah terinfeksi Covid-19, misalkan oleh varian Delta, maka belum tentu bisa bergejala ringan saat terinfeksi Omicron

Sakit tenggorokan (www.mydr.com.au)

"Karena gejalanya berbeda. Kalau Delta lebih banyak bercokol di bagian paru-paru. Sedangkan varian Omicron berada di tenggorokan. Sehingga keluhan berbeda. Seakan-akan ringan," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Jumat (4/3/2022).

Namun tetap waspada dan jangan dianggap ringan. Sampai saat ini varian Omicron masih dipelajari untuk jangka panjang. Begitu pula untuk jangka pendek.

Apa lagi kata Iris, setiap virus yang bermutasi punya sifat berbeda. Sehingga pemerintah harus waspada. Sehingga bisa menangani virus secara baik.

Di sisi lain, pengobatan terhadap Covid-19 juga bergulir dinamis. Banyak obat yang dulu dianggap penting dalam mengobati Covid-19 kini tidak lagi dimasukkan dalam daftar.

"Perubahan yang dinamis itu, untuk SOP pengobatan Covid-19 bergulir terus menerus bergantung kondisi. Sehingga perubahan berganti begitu cepat jadi kita mengikuti cepat," paparnya lagi.

Hal ini perlu diikuti oleh masyarakat. Menurut Iris, jika tidak bisa mengikuti perkembangan, maka masyarakat akan ketinggalan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini