News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Omicron Dapat Timbulkan Long Covid, Bisakah Vaksin Mencegahnya? Ini Penjelasan Profesor Zubairi

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengemudi mengikuti vaksinasi booster yang diselenggarakan PT Blue Bird Tbk dan didukung Polsek Bandung Kidul di Bluebird Pool Bandung, Jalan Terusan Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/2/2022). Pada kegiatan tersebut Bluebird Bandung mendistribusikan 500 dosis vaksin booster yang ditujukan kepada pengemudi, karyawan, dan masyarakat sekitar. Bandung merupakan Kota layanan Bluebird keempat yang telah sukses mencapai target 100 persen tervaksinasi. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski telah dinyatakan sembuh, penyintas Covid-19 berisiko alami Long Covid.

Hal ini berlaku juga bagi penyintas Covid-19 varian Omicron.

Bisakah vaksin mencegah Long Covid?

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban menuturkan, penelitian memberi bukti awal bahwa vaksin dapat mencegah Long Covid atau setidaknya mengurangi tingkat keparahan.

Baca juga: Penjelasan Ahli Soal Perlukah Vaksin Dosis Empat Khusus untuk Varian Omicron

Baca juga: Masih Ada WNI Belum Kembali ke Tanah Air Karena Terjebak di Medan Tempur dan Positif Covid 

"Tapi tentu hal ini masih membutuh penelitian lebih banyak lagi," katanya dikutip dari laman twitternya, Jumat (4/3/2022).

Ia menerangkan, virus SARS-CoV-2 berada didalam tubuh rata-rata dua minggu dan kemudian menghilang.

"Habis dan selesai. Tidak ada lagi virusnya," imbuhnya.

Zubairi Djoerban (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Meski demikian hal ini tidak berlaku pada pasien yang dirawat di ICU, virus bisa bertahan sebulan. Setelah itu hilang.

Hal ini terjadi bukan dari virusnya langsung.

"Ada beberapa teori. Misalnya timbul reaksi autoimun. Virus ini memacu kekebalan tubuh untuk salah bekerja," imbuh Prof Zubairi.

Teori lain juga menyatakan, SARS-CoV-2 mengaktivasi virus lain. Seperti Epstein–Barr (EBV). Aktivasi Epstein–Barr (EBV) ini menyebabkan gejala-gejala pada penyintas. Dan, mungkin sekali SARS-CoV-2 juga membuat reaksi inflamasi yang kemudian berlanjut.

Lebih jauh, terkait Long Covid ini berlaku juga untuk penyintas varian Omicron masih diperlukan data dan bukti ilmiah yang lebih banyak lagi.

Tapi sudah ada laporan penyintas varian Omicron mengalami Long Covid.

"Hanya angka kejadiannya belum banyak. Gejala yang sering ditemui adalah brain fog. Beberapa nakes mengalami itu," jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi (Kanker) ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini