News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Belum Masuk ke Masa Endemi, Pemerintah Sebut Indonesia Masih di Fase Deselerasi 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com - Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa negara telah mendeklarasikan telah berpindah posisi dari pandemi menuju endemi. 

Misalnya Malaysia, pada 21 April mendatang akan membuka perbatasan negara.

Begitu juga dengan Vietnam, Thailand, Arab Saudi dan beberapa negara di Eropa.

Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro. Ia mengungkapkan masing-masing negara memilih melonggarkan kebijakan tergantung kondisi dan cakupan vaksin Covid-19.

"Di Indonesia sendiri, strategi dari pandemi menjadi endemi sebagaimana yang pak presiden memberi tahu bahwa kita harus mempertimbangkan dengan hati-hati," ungkapnya pada siaran Radio RRI, Selasa (15/3/2022).

Baca juga: Kemenkes Tegaskan Pemerintah Tak Akan Buru-buru Ambil Keputusan Soal Status Pandemi Jadi Endemi

Strategi itu tidak hanya mempertimbangkan sisi sains dan kesehatan saja. Tapi juga dari sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Sehingga lebih tepat arah keluarnya.

Menurut Reisa, satu pandemi penyakit menular sebenarnya akan ada lima fase.

Pertama pandemi itu sendiri. Ditandai dengan terjadinya peningkatan jumlah kasus tidak terduga. Menyebar ke wilayah geografis global. 

Fase kedua tersebut adalah deselerasi. Terjadi penurunan jumlah kasus baru secara global. Dimana ada dua faktor mengubah trend penurunan. Varian baru dan imunitas.

Ketiga, endemi. Terdapat penyebaran penyakit secara konsisten. Ada tapi hanya terbatas pada wilayah tertentu. Situasinya berada pada level yang tidak menganggu kehidupan publik. Dapat diprediksi dan bersifat stabil. 

Baca juga: 2 Tahun Pandemi Covid-19, WHO Belum Putuskan Jadi Praendemi atau Endemi

Keempat yaitu fase eliminasi, terjadi penurunan hingga nol kasus pada satu satu wilayah tertentu. Hal ini dikarenakan sebagai hasil intervensi yang terus dilakukan. 

Fase terakir adalah eradikasi. Tidak ada lagi kasus yang ditemukan. Penyakit ini hilang secara permanen di seluruh dunia. Sehingga tidak diperlukan intervensi apa pun.

"Kalau Indonesia? Allhamdulillah tren penurunan tampaknya sudah siap ke fase deselerasi, sebelum endemi, tapi satu tahap setelah pandemi," kata Reisa lagi. 

Oleh karena itu, melihat situasi ini, mulai ada beberapa pelonggaran masyarakat yang sudah diberlakukan. Tren saat ini semakin membaik terkait penanganan kasus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini