News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Covid-19 Nasional Turun 64 Persen, Pemerintah Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/3/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan kasus positif Covid-19 secara nasional turun 64 persen dari puncaknya.

Tren penurunan kasus tersebut terjadi dalam 3 minggu berturut-turut.

"Ketika puncaknya, mencapai 390 ribu per minggu, kini penambahannya 140 ribu per minggu, atau turun 250 ribu kasus," kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, (17/3/2022).

Penurunan kasus Covid-19 tersebut terjadi di seluruh Provinsi.

Pada minggu lalu, kata Wiku, tidak ada satu provinsi pun yang penambahannya lebih besar dari minggu sebelumnya.

Menurut Wiku tren kasus aktif konsisten menurun selama 2 minggu berturut-turut.

Baca juga: Satgas: Kasus Positif Covid-19 di Seluruh Provinsi Alami Tren Penurunan

Kasus aktif hingga kini turun 52 persen dari puncak yang sempat mencapai titik tertingginya 580 ribu kasus per 24 Febuari lalu.

"Sementara, per 16 Maret lalu, kasus aktif 280 ribu. Namun, jumlah ini jauh lebih tinggi hingga 3,5 kali lipat dibandingkan pada 1 Februari lalu atau sebelum lonjakan kasus," katanya.

Meskipun kasus Covid-19 menurun, pemerintah kata Wiku meminta masyarakat untuk tetap waspada.

Apalagi saat ini syarat testing tidak lagi wajib pada beberapa sektor yang berdampak turunnya jumlah orang yang dites.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melandai, Bisakah Mudik di Hari Raya Idul Fitri Mendatang?

Meskipun jumlah testing masih menenuhi target WHO, namun angkanya turun hingga 52 persen dari puncak.

Penurunan ini kata Wiku berdampak pada penurunan data kasus yang semu. Sehingga, berpotensi meningkatkan jumlah orang positif yang tidak teridentifikasi.

"Turunnya testing ini perlu menjadi kewaspadaan kita bersama. Sebab hanya dengan dites kita dapat membedakan orang positif dan tidak," kata Wiku.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini