News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ahli Epidemiologi Anjurkan Lakukan Percepatan Vaksin Covid-19 Sebelum Akhir Tahun

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengingatkan pada Indonesia untuk tidak langsung terburu-buru melakukan pelonggaran di semua aspek. 

"Karena ini kita masih dalam situasi rawan. Jangan sampai tergesa-gesa membuat situasi menjaid kembali buruk," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (22/3/2022).

Walau persentase perburukan varian Omicron disebut menurun, namun jika dibandingkan dengan populasi Indonesia, satu persen sudah terhitung cukup banyak. 

"Kalau pun 1 persen dari penduduk Indonesia itu cukup besar.

Satu persen Indonesia itu sudah lebih dari sentengah penduduk Singapura. Belum lagi bicara kelompok rawan yang bisa menjadi korban," kata Dicky lagi. 

Baca juga: Kompas Gramedia Berkolaborasi dengan BIN Gelar Vaksinasi Booster untuk Cegah Penularan Omicron BA.2

Bahkan kata Dicky penduduk Indonesia yang berusia di bawah 5 tahun pun jumlahnya tiga kali lipat dari penduduk Singapura. Belum lagi kelompok rentan seperti komorbid, orang lanjut usia dan sebagainya.

"Itu bisa mencapai puluhan juta. Dan itu dianggap 1 persen fatalitas itu banyak. ini harus kita cegah dengan kedisiplinan kita semua. Tidak langsung merasa euforia," tegas Dicky.

Bahkan meski cakupan vaksinasi Covid-19 sudah cukup banyak, hal ini tidak menjamin sebuah negara terbebas dari Covid-19. Misalnya di negara Eropa, walau modal imunitas sudah tinggi hingga 90 persen, melonjaknya kasus tidak bisa dihindari. 

"Hunian rumah sakit melonjak, ini harus disadari. Sifat dan prinsip kehati-hatian, perlu dilakukan untuk mencegah masyarakat terinfeksi Covid-19. Itu yang utamakan dan diprioritaskan," kata Dicky lagi. 

Pemerintah terus memperkuat aspek testing, treacing dan treatment (3T). Di sisi lain masyarakat harus tetap disiplin mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. 

Kombinasi ini kata Dicky dapat dibantu dengan mempercepat capaian vaksinasi dua dosis hingga 90 persen. Kalau bisa capaian ini dilakukan sebelum akhir tahun. Dan untuk dosis ketiga setidaknya mencapai 70-80 persen sebelum akhir tahun.

"Sebelum lebaran kalau bisa 80 persen untuk dua dosis. Sedangkan untuk dosis ketiga minimal 25 persen agar bisa menekan redam potensi lonjakan setelah lebaran. Karena modal proteksi vaksinasi jauh lebih utama, solitd dan komprehensif," pungkasnya. 

Dengan adanya kolaborasi antara 3T, protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 pemulihan negara bisa dilakukan secara bertahap dan terukur sehingga bisa berjalan seiringan. Mencegah perburukan pandemi, sekaligus memperbaiki situasi ekonomi dan aspek sosial dan budaya lainnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini