News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pakar Epidemiologi Ungkap Ketika Berstatus Endemi, Ada Tiga Situasi yang Dialami Suatu Negara

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun karakter sebuah penyakit telah berganti endemi, bukan berarti semua negara endemi berstatus sama.

Hal ini disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.

Namun tidak menutup kemungkinan akan ada negara yang bisa mengendalikan. Dan ini yang harus dituju oleh negara.

Karena meski status pandemi dicabut dan menjadi endemi, kondisi ini tidaklah statis. 

"Bagaimana pun walau indikator epidimolog statusnya kondisinya sudah endemi, karena angka reporduki paling tinggi satu atau ke bawah kasusnya stabil, itu gak pernah statis. Melainkan dinamis," ungkap Dicky pada Tribunnews, Senin (28/3/2022).

Akan ada ledakan kasus ketika status masih epidemi ketika situasi memburuk.

Kata Dicky, ini yang menjadi penyebab status pandemi hanya bisa ditetapkan oleh WHO. 

Nantinya, Dicky menyebutkan ada tiga situasi pada negara yang berstatus endemi.

Pertama kawasan wilayah yang status stabil dan bisa diprediksi.

Baca juga: Perubahan Status Endemi Belum Tentu Baik, Pakar Epidemiologi: Jangan Terjebak

Kedua, wilayah yang mengalami lonjakan kasus. Dan ketiga, ada wilayah yang mengalami pandemi yaitu lonjakan kasus. 

"Ketika epidemi ini sudah tidak mayoritas lagi, katakan hanya terjadi sepertiga negara di dunia atau bahkan setengah paling ekstrim, status pandemi bisa dipertimbangkan untuk dicabut. 

Namun kondisi ini harus bersifat stabil. Harus dilihat perubahan perbaikan dalam 2-3 bulan harus dilihat. Dan menurut Dicky hal ini masih butuh waktu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini