Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada dua hal penting terkait kelahiran sub varian atau re-kombinan varian Omicron.
Hal ini disampaikan oleh pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
Pertama, menurut dia, harus tetap waspada karena ternyata virus varian Omicron begitu leluasa bersirkulasi di antara populasi.
Varian Omicron bisa melahirkan sub varian baru atau melahirkan rekombinan. Dan itu mengisyaratkan ada aspek yang perlu diperkuat.
Di antaranya seperti deteksi dini yaitu testing, treasing dan treatment. Lalu protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Baca juga: Jepang Konfirmasi Kasus Pertama Varian Omicron XE
Selain itu jangan lupa dengan vaksin Covid-19. Kedua, menurut Dicky juga memberikan pesan penting bahwa pandemi ini belum berakhir.
"Tidak boleh euforia dan abai. Karena dapat membiarkan virus ini melahirkan sub varian atau varian yang memperburuk," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (18/4/2022).
Saat ini, kata Dicky yang harus diwaspadai adalah BA.2. Karena bersifat jauh lebih menginfeksi dan memiliki jumlah virus jauh lebih banyak atau 10 kali virology BA.1.
Meskipun BA.4 dan BA.5 ini harus dicermati atau diwaspadai. Karena adanya unsur karakter mutasi seperti Delta. Ada kecenderungan bahwa mereka lebih leluasa menurunkan efikasi antibodi.
Di sisi lain, Dicky melihat informasi yang relatif menggembirakan. Yaitu sebagian besar varian, sub varian atau re-kombinan lahir dari Omicron.
"Artinya Omicron bisa mendominasi dibandingkan varian lain. Mengalahkan Delta dan sebagainya. Ini kabar baik, artinya varian kita hadapi cenderung jauh lebih berbeda," katanya lagi.
Strategi ke depan bisa saja menghasilkan vaksin Covid-19 yang lebih spesifik untuk varian. Kabar baik ini memberi pesan yang diharapakan mudah mendeteksi karakter sub varian turunan dari Omicron.
"Namun sekali lagi tentu situasi bisa berubah. Oleh karena itu kita harus betul-betul konsisten menerapkan upaya mitigasi intervensi 3T, 5M dan vaksinasi," pungkasnya.