Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan latar belakang pemerintah memperbolehkan masyarakat lepas masker di luar ruangan.
Diantaranya imunitas masyarakat terhadap varian baru Covid-19 yang relatif sudah kuat.
Menkes mengatakan tidak terjadi lonjakan kasus Covid 19 akibat varian baru Omicron BA.2 di Indonesia. Padahal lonjakan kasus terjadi setiap muncul varian baru Covid 19 seperti varian Delta dan Omicron.
“Nah yang menarik bagi beberapa negara seperti India dan Indonesia ternyata BA.2 sudah dominan juga di Indonesia di India. Tetapi berbeda dengan negara-negara lain seperti China dan Amerika, kita tidak mengamati adanya kenaikan kasus yang tinggi dengan adanya varian baru. Jadi relatif Indonesia dan India imunitas dari masyarakatnya terhadap varian baru sudah relatif cukup baik,” kata Menkes dalam konferensi pers, Selasa, (17/5/2022).
Pemerintah kemudian melakukan sero survei untuk melihat kadar dari antibodi yang sudah ada di masyarakat, khususnya di Jawa-Bali.
Hasilnya, 93 persen masyarakat Jawa-Bali sudah memiliki antibodi. Antibodi yang dimiliki masyarakat tersebut berasal dari vaksinasi yang diberikan oleh pemerintah atau berasal dari infeksi Covid 19.
Pemerintah lanjut Menkes kemudian melakukan sero survei kedua sebelum mudik Lebaran Idul Fitri 2022. Hasilnya jumlah masyarakat yang memiliki antibodi di Jawa- Bali naik dari 93 persen menjadi 99,2 persen. Kenaikan tersebut disebabkan oleh percepatan vaksinasi dan tingginya masyarakat yang terinfeksi varian Omicron, sehingga masyarakat kemudian memiliki kekebalan.
“Ini disebabkan kombinasi sekali lagi karena adanya percepatan dari vaksinasi, tapi juga penularan omicron yang jauh lebih tinggi dari delta. 20 persenan (tingkat penularan Omicron) di atas di atas delta,” katanya.
Baca juga: Boleh Tak Pakai Masker di Luar Ruangan, Menteri Kesehatan: 99,2 % Masyarakat Telah Miliki Antibodi
Bukan hanya tingginya jumlah masyarakat yang memiliki antibodi, lanjut Menkes, kadar antibodi yang dimiliki setiap individu juga tinggi.
Bila pada bulan Desember, rata-rata kadar antibodi atau titer antibodi nya dalam orde ratusan yakni sekitar 500-600. Namun, di bulan Maret naik menjadi 7000-8000.
Tingginya kadar antibodi tersebut karena banyak masyarakat yang sudah vaksinasi Covid 19 kemudian terinfeksi Covid 19.
“Dan hasil riset di seluruh dunia menunjukkan bahwa kombinasi dari vaksinasi ditambah dengan infeksi membentuk apa yang di kalangan sains disebut super Imunity. Jadi kekebalannya atau kadar antibodinya itu tinggi dan bisa bertahan lama,” katanya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut , kata Menkes pemerintah memulai langkah transisi dari pandemi menuju endemi yang salah satunya yakni memperbolehkan masyarakat membuka masker di luar ruangan. Pemerintah mempertimbangkan dua aspek yakni ilmiah dan aspek praktis.
“Secara ilmiah dibuktikan melalui sero survei. Secara praktisnya, realitasnya juga dibuktikan dengan adanya kasus yang menurun untuk varian yang sama dibandingkan dengan negara-negara besar lain seperti Cina, Taiwan, Amerika yang kasusnya masih relatif lebih tinggi untuk varian yang sama dengan ada di Indonesia,” pungkasnya.