News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Epidemiolog Sebut Tren Kenaikan Kasus Covid-19 Tidak Bisa Dihindari

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Covid-19

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa waktu lalu Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebutkan jika terjadi tren kenaikan kasus Covid-19 di tanah air.

Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, peningkatan kasus saat ini sedang menghadapi sub varian Omicron seperti BA.4 dan BA.5.

"Dimana lebih efektif dalam menginfeksi. Dan ini terlihat dari angka reproduksi yang hampir mencapai 10. Ini menunjukkan jika menemukan kasus infeksi yang meningkat tinggi, sulit dihindari," kata Dicky pada Tribunnews, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: Ekspor China Langsung Melonjak Setelah Pembatasan Covid.Dilonggarkan

Menurutnya, yang dipahami adalah bahwa saat menghadapi satu varian, harus tahu jika lebih efektif bersirkulasi di antara komunitas yang sudah memiliki antibodi. Baik kekebalan yang terbentuk dari infeksi mau pun vaksinasi.

Namun kita juga melihat bahwa kasus kesakitan masuk rumah sakit dan kematian tidak meningkat di negara yang cakupan vaksinasi dosis tiga sudah memadai.

Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman (Dokumentasi pribadi)

"Artinya bicara potensi lonjakan sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 ya ada. Tentu kalau bicara kasus infeksi. Tapi sekarang indikator yang lebih tepat dilihat bukan kasus infeksinya," kata Dicky lagi.

Saat ini menurutnya yang menjadi penting untuk diamati adalah kasus keparahan masuk rumah sakit dan angka kematian. Tapi, bukan berarti kasus infeksi dibiarkan.

Baca juga: Saat Ini Varian Omicron Mendominasi, Pakar Epidemiologi Ingatkan Kemungkinan Mutasi

Infeksi menjadi alarm untuk tidak terlalu longgar. Karenanya PPKM dan protokol kesehatan menjadi penting. Dengan tujuan bisa mencegah kemunculan varian baru.

Di sisi lain Dicky pun mengingatkan jika orang yang terinfeksi bisa mengalami long Covid-19. Meski pun telah melakukan vaksinasi, risiko itu tetap ada.

"Ini yang harus diberikan literasi. Bahwa mencegah lebih baik. Potensi lonjakan tetap ada, walau pun dengan modal akselerasi booster," papar Dicky lagi.

Ilustrasi Varian Rekombinan Covid-19 (Freepik)

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Telah Terdeteksi di Indonesia

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah ditemukan di Indonesia. Ada empat kasus yang dilaporkan.

"Varian baru itu (BA.4 dan BA.5) kita identifikasi tadi malam tapi kejadian itu bulan Mei," kata Menkes Budi di gedung Kemenkes, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: Peneliti Jepang Temukan Dugaan Korelasi Antara Varian Omicron dan Kasus Hepatitis Akut Pada Anak

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini