Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah harus membangun komunikasi secara baik.
Kabar positif disampaikan, sedangkan informasi negatif atau bahkan ancaman tetap diberi tahu pada masyarakat.
Sehingga masyarakat tidak terlalu euforia dan kebablasan dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Karenanya, perlu kewaspadaan tinggi serta kehati-hatian.
Hal ini disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
"Untuk mengklaim terkendali ada beberapa indikator. Dan juga ada durasi waktu yang perlu dipenuhi. Minimal tiga bulan stabil, tidak naik turun. Ini yang harus disampaikan publik sehingga mereka tidak abai," ungkap Dicky pada Tribunnews, Minggu (12/6/2022).
Dan sekali lagi, situasi negara atau wilayah yang abai, memberikan kelonggaran pada virus untuk bisa bersirkulasi menghasilkan varian atau sub varian.
Atau, lebih merugikan dengan memundurkan upaya global dan nasional menuju pandemi terkendali. Di sisi lain Dicky menekankan setiap negara boleh menargetkan endemi sebagai tujuan usai pandemi.
Baca juga: Pakar Epidemiologi Ingatkan Soal Penularan Virus Corona Sub Varian BA.4 dan BA.5
"Negara di dunia, mengelola suatu penyakit wabah, tujuan kita adalah terkendali. Endemi bukan bagus tapi buruk. Ada kematian, sosial, termasuk pada fasilitas kesehatan yang merugikan," kata Dicky lagi.
Ketika masyarakat abai dan melonggarkan protokol kesehatan dan euforia berlebihan, maka berisiko menurunkan target dalam pengendalian pandemi Covid-19.