Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pola atau trend dari global Covid-19 saat ini, khususnya pada negara yang sudah ditemukan kasus atau penularan komunitas BA.4 dan BA.5 mulai terjadi kenaikan.
Hal ini diungkapkan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
Baca juga: Pakar Epidemiologi Ingatkan Bahaya Sub Varian Omicron BA.4 dan BA.5
Selain menunjukkan kasus infeksi yang terus meningkat, ditandai pula dengan kenaikan angka reproduksi.
Begitu pun dengan juga tes positifity rate yang meningkat.
"Bahkan rata-rata sudah di atas 20 persen. Ini yang harus diwaspadai. Dan ini terjadi utama di Eropa. Dan sebagai pengingat untuk kita di Indonesia," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (17/6/2022).
Bahkan untuk beberapa negara di Eropa, terjadi peningkatan di Fasilitas Kesehatan. Khususnya yang terdeteksi varian BA.5 ini.
Selain itu kata Dicky, yang harus dilihat pertama, umumnya yang paling terdampak adalah negara dengan populasi penduduk orang lanjut usia yang lebih besar.
Baca juga: Mobilitas dan Pelonggaran Prokes Juga Memicu Kenaikan Kasus Covid-19
Kedua kelonggaran yang dilakukan membuat situasi semakin rentan.
Pelonggaran penggunaan masker dan aktivitas , kemudian cakupan vaksinasi tiga dosis yang rendah.
"Nah ini adalah kondisi utama yang membuat dampak dari BA.4 dan BA.5 lebih terlihat mampu memperburuk situasi. Ini yang harus kita jadikan pelajaran," kata Dicky lagi.
Namun Dicky pun mengingatkan. Meski Indonesia memiliki penduduk dewasa muda yang lebih besar. Tapi masih punya penduduk dalam kondisi rawan.
"Yaitu lansia dan pasien komorbid. Anak di bawah lima tahun belum vaksinasi. Itu yang berbahaya," tutupnya.