Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan, ada beberapa karakter dari Sub Varian BA.4 dan BA.5 yang perlu diwaspadai.
Menurutnya, sub varian ini membawa mutasi L452 sama persis sifatnya dengan varian Delta.
Dicku Budiman menjelaskan, mutasi L452 yang dibawa oleh Sub Varian BA.4 dan BA.5 ini dibuktikan dengan gejala yang mirip dengan Delta saat ini.
"Ada sesak, kehilangan penciuman dan juga rasa pengecap. Termasuk juga gejala lainnya seperti kelelahan dan nyeri di tenggorokan," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (21/6/2022).
Selain itu L452 ini juga membuat BA.4 dan BA.5 ini mudah terinfeksi. Disebabkan gampang terikat dengan reseptor HC2 yang ada manusia. Ini menyebabkan sub varian ini sangat cepat bersirkulasi.
Selain itu ada kombinasi dengan mutasi F486 yang juga mampu memperkuat penurunan efikasi antibodi. Baik dari vaksin, mau pun infeksi.
"Kombinasi kedua ini menyebabkan kita melihat kemampuan BA.4 dan BA.5 menyebabkan kerusakan atau perbanyakan di jaringan paru. Menimbulkan gejala yang cukup berat di paru-paru bisa terjadi," kata Dicky.
Baca juga: Satgas Covid-19 IDI Prediksi Puncak Kasus BA.4 dan BA.5 Tak Akan Setinggi Delta, Tapi Lebih Lama
Karakter lain yang perlu dilihat adalah kemampuan menginfeksi ulang. Mereka yang sudah terkena, dapat terinfeksi kembali. Bahkan ada juga dengan kondisi yang parah.
Karakter lain mengatakan jika sub varian BA.4 dan BA.5 , dibandingkan delta, CT Value lebih kecil. BA.4 dan BA.5 memiliki CT Value di 23. Sedangkan Delta rata-rata berada di angka 26.
"Oleh karena maka penting sekali melakukan mitigasi dengan peningkatan cakupan dari vaksinasi 3 dosis, itu terbukti memberikan proteksi," pungkasnya.