TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan kenaikan kasus Covid-19 di berbagai negara mengingatkan pemerintah untuk memperketat pentingnya penggunaan masker.
Menurutnya, wabah varian BA.4 dan BA. 5 bukan hanya menyerang Republik Indonesia tapi juga negara tetangga Singapura.
"Yang perlu dikejar adalah masalah masker, kedua kedisiplinan, akan lebih baik menggunakan masker KN95 atau yang serupa kualitasnya," tutur Dicky kepada Tribun Network, Sabtu (2/7/2022).
Baca juga: Sebaran Kasus Covid-19 Sabtu 2 Juli 2022: DKI Jakarta Tertinggi, 14 Provinsi Nol Kasus
Dicky Budiman menilai masker seharusnya tetap dipakai di luar ruangan apalagi status yang ditetapkan WHO masih pandemi.
"Literasi yang membangun kesadaran masyarakat bahwa pandemi masih ada ini juga penting," tuturnya.
Dirinya mengakui tidak setuju terkait wacana PPKM dicabut karena PPKM yang menjadi pengingat regulasi untuk intervensi vaksinasi 3T dan 5M.
Namun demikian, di tahun ketiga pandemi tentu aturannya tentu tidak seketat sebelumnya dan tanpa pembatasan.
"Tapi payung PPKM itu misalnya sebagai syarat untuk orang melakukan vaksin booster. Saya pikir juga tidak perlu kalau harus naik ke level 3 atau 4," urainya.
Dicky menambahkan vaksin booster masih sangat penting bahkan lansia ataupun petugas kesehatan perlu dosis keempat.
Baca juga: Moeldoko Minta Jangan Tergesa-gesa Membuka Masker
Vaksin tambahan, terang dia, masih sangat dibutuhkan karena wabah Covid-19 menyebar melalui udara sehingga sangat orang rentan berisiko tertular.
"Cara mencegahnya dengan memperhatikan ventilasi, menjaga sirkulasi udara, kemudian juga menggunakan HEPA filter, sinar UV, dan bisa juga menggunakan indikator kadar CO2," urainya.
Dicky menegaskan hal penting lainnya adalah saniter atau dalam bahasa Indonesia yakni perbaikan kesehatan. Dia mengingatkan agar masyarakat memperhatikan kebersihan diri termasuk makan sehat dan gizi seimbang.
"Kemudian parameter juga harus selalu kita pastikan dan amati, pelandaian data ini bukan berarti kita harus melepas semua sistem deteksi karena bagaimanapun situasi masih pandemi," ujarnya.
Menurutnya, pengamatan kasus infeksi, reinfeksi serta koinfeksi harus diperhatikan apalagi sampai menimbulkan kasus kesakitan hingga kematian.
Baca juga: BREAKING NEWS Covid-19 Indonesia 2 Juli 2022, Tambah 1.794 Kasus, 5 Orang Meninggal Dunia
"Itu semua perlu peningkatan surveilans genomik pada pasien Covid-19," pungkasnya.
Singapura Tembus 11 Ribu Kasus
Pemerintah Singapura melaporkan kasus Covid-19 lagi meningkatkan kembali dengan total 11.504 kasus baru di antaranyai 10.732 kasus lokal dan 772 kasus impor.
Satu kematian terjadi dari seluruh kasus yang disebabkan oleh penyakit komplikasi.
Peningkatan kasus sebenarnya sudah diprediksi sejak awal bulan.
Selain penurunan antibodi vaksin, kenaikan juga terjadi karena subvarian BA.4 dan BA.5 yang kini mewabah di Singapura.
Dikutip dari website Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura sebanyak 437 pasien dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Covid-19 Bisa Menular dari Hewan, Ahli Epidemiologi Sarankan Hal Ini
Sebanyak 36 pasien membutuhkan suplementasi oksigen dengan 9 di antaranya berada di unit perawatan intensif.
Subvarian BA.5 sendiri diperkirakan berkontribusi pada 40 persen dari semua kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir.
Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong mengatakan negerinya tidak perlu memperketat pergerakan karena kenaikan kasus tetapi akan dilakukan penyesuaian bila diperlukan.
"Kasus diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang meskipun situasi rumah sakit saat ini tetap stabil," urainya.
Sementara kasus Covid-19 di Indonesia menyentuh lebih dari 2.000 kasus per hari dengan situasi terkendali.
Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril mengatakan angka kematian secara nasional tidak lebih dari 10 orang perhari.
Baca juga: BREAKING NEWS Covid-19 Indonesia 2 Juli 2022, Tambah 1.794 Kasus, 5 Orang Meninggal Dunia
Menurutnya, penggunaan tempat tidur di rumah sakit berkisar diangka 2,3 persen atau 2,2 persen.
"Saat ini pandeminya terkendali. Ditandai dengan apa yang disampaikan oleh WHO," tutur Syahril.
Pihaknya melaporkan, data per hari ini terdapat 26 provinsi yang mengalami peningkatan kasus Covid- 19 dalam satu pekan terakhir.
"Data-data nasional ya kita lihat di tanggal 24 yang lalu sampai 2000 kasus, turun lagi, dan kemarin jadi 2100 kasus," ujarnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)