Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyampaikan jika setiap jamaah haji mempunyai potensi membawa atau terpapar covid-19.
Oleh karena itu, Dicky mengatakan jika dibutuhkan mekanisme pada setiap kedatangan jamaah haji. Pada 48 jam pertama, perlu untuk melakukan tes.
"Dan dalam hal ini, sangat dianjurkan untuk PCR tes. Bila hasil negatif, maka yang bersangkutan bisa mengulang ke rumahnya dengan meneruskan karantina di rumah," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (22/7/2022).
Lalu sampai 5-7 hari, diperlukan sistim pelaporan mandiri. Dicky pun menganjurkan sebaiknya memakai aplikasi Peduli Lindungi.
Kemudian dipastikan bahwa petugas puskesmas bisa memantau. Karena potensi positif juga bisa terjadi pada dua hingga tiga hari sebelumnya.
Dan pastikan bahwa jamaah haji yang bersangkutan sudah mendapatkan tiga dosis. Baru ia bisa melakukan karantina mandiri.
Baca juga: Jumlah Jemaah Haji Positif Covid-19 Bertambah, Asalnya dari Debarkasi Padang
"Bila belum, sebaiknya di tempat kedatangan jamaah haji bisa diberikan vaksinasi dosis ketiga," kata Dicky lagi.
Selain itu Dicky pun mengingatkan walau salah seorang jamaah haji negatif dalam 48 jam pertama, tapi jika dalam satu pesawat ada yang positif, tetap diperlukan mekanisme pada yang bersangkutan.
"Atau satu rombongan itu dipantau dulu. Setidaknya tiga hari. Itu yang tidak terlalu ideal tapi cukup memastikan bahwa tidak ada penularan. Karena bisa memantau. Kalau tidak ada, bisa dilanjutkan di rumah," papar Dicky lagi.
Sedangkan bagi mereka yang positif sebaiknya ada mekanisme karantina. Kalau tidak bergejala, isolasi di lokasi asrama haji bisa membantu.