Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengingatkan jika mutasi virus SARS-CoV-2 terus bermunculan. Vaksin dianggap ampuh mengatasinya, maka potensi vaksin kelima pun bisa saja ada.
Tanda jika mutasi virus covid-19 masih ad adalah setelah BA.4 dan BA.5, sudah muncul sub varian BA.6.
Mutasi virus terus muncul, dan ini bukanlah varian terakhir.
Baca juga: Berdasarkan 5 Studi, Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Menurunkan Risiko Kematian
"Satu hal yang ingin saya sampaikan. Ini bukanlah varian terakhir, bukan sub varian terakhir atau gelombang terakhir" ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (31/7/2022).
Karenanya, menurut Dicky ada beberapa hal yang tidak boleh ditinggalkan.
Dari sisi masyarakat, harus tetap menjaga kedisiplinan dan konsisten dalam melakukan protokol Kesehatan.
Lalu dari aspek pemerintah, perlu untuk melakukan deteksi dini dengan testing, treacing dan treatment.
Baca juga: Mengapa Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Pada Nakes Penting? Ini Penjelasan Epidemiolog
Ditambah dengan proteksi dari vaksin Covid-19. Seluruh upaya ini yang akan mengurangi dampak dari setiap gelombang Covid-19.
Vaksin memang efektif melindungi pasien yang terinfeksi dari keparahan dan kematian.
Apa pun jenis variannya. Namun vaksin Covid-19 masih memiliki kelemahan.
Baca juga: Ada Temuan Jemaah Haji Terpapar Virus Corona, Kemenag Pastikan Tak ada Tes Covid-19 di Tanah Suci
"Durasi proteksinya terhitung singkat. Tidak lebih satu tahun, bahkan 6 bulan pun terlihat terjadi penurunannya," papar Dicky lagi.
Oleh karenanya, dengan adanya keterbatasan vaksin Covid-19, perlu dikombinasi dengan deteksi dini dan protokol kesehatan.
Sars cov2 ini akan terus bermutasi dan menurut Dicky masih mungkin akan muncul kehadiran mutasi yang bisa memperburuk situasi.
"Oleh karena itu potensi dibutuhkannya dosis kelima jelas ada. Sambil menunggu adanya vaksin generasi berikut, dengan harapan lebih bisa melindungi terinfeksi.
Harapannya vaksin merah putih ini dapat mengisi kelemahan yang ada saat ini," tutup Dicky.
Tidak Hanya Pada Nakes, Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Penting untuk Kelompok Berisiko Lainnya
Dicky Budiman juga mengatakan, tidak Hanya tenaga kesehatan, vaksin Covid-19 dosis keempat penting untuk kelompok berisiko lainnya.
Hal ini diungkapkan oleh pakar Epidemiologi Griffith University .
Menurutnya ada dua jenis kelompok berisiko.
Baca juga: IDI Sambut Baik Rencana Vaksin Covid-19 Dosis Keempat untuk Tenaga Kesehatan
Pertama, kelompok berisiko dari sisi pekerjaan seperti tenaga kesehatan.
Kedua, kelompok berisiko tinggi karena kondisi tubuh, misalnya orang lanjut usia.
"Kelompok berisiko karena kondisi tubuh bisa juga terjadi pada anak berusia 12 tahun yang misalnya memiliki komorbid. Termasuk lansia, biasanya banyak mengidap penyakit," ungkap Dicky pada Tribunnews, Minggu (31/7/2022).
Selain itu, Dicky menyebutkan jika data menunjukkan, dari lima studi di dunia, dosis keempat vaksin Covid-19 bisa menurunkan potensi kematian.
Selain itu, dosis keempat dapat menurunkan potensi keparahan yang menyebabkan masuk rumah sakit dalam melawan varian Omicron beserta turunannya.
"Sehingga, bukan hanya pada tenaga kesehatan saja. Vaksin dosis keempat juga dibutuhkan bagi mereka yang berisiko tinggi ini. Terutama pada lansia dan penderita komorbid. Jangan sampai di tengah program vaksinasi, korban berjatuhan," tegasnya.
Kasus Covid-19 di Australia Terus Meningkat, Ahli Prediksi Puncak Kasus pada Agustus
Kasus Covid-19 di Australia terus meningkat. Situasi ini cukup mengkhawatirkan. Hal ini diungkapkan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman. Ia pun memprediksi puncak kasus akan terjadi di pertengahan Agustus.
"Sebagai contoh di negara bagian Australia, Quesland tempat saya berada, kasus harian meningkat 7000-an. Minggu lalu masih 5000-an. Ini dengan 5 juta penduduk. Artinya, ini tinggi sekali," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (31/7/2022).
Peningkatan kasus di Australia menurut Dicky tidaklah mengherankan. Karena, sub varian BA.5 memiliki kemampuan efektif yang dapat menyiasati antibodi. Sehingga bisa menginfeksi orang yang sudah divaksin.
Baca juga: Dari Monkeypox hingga Polio, Inilah Mengapa Begitu Banyak Virus Menyerang Inggris
Selain itu sub varian ini memiliki kemampuan bisa menginfeksi kembali. Meski sebagian besar mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
"Faktanya capai vaksin Covid-19 di Queensland untuk dua dosis sudah berada di angka 80 persen, yang merupakan total populasi. Sedangkan untuk dosis ketiga mendekati 50 persen," papar Dicky lagi.
Ini menunjukkan bahwa kemampuan sub varian menginfeksi lebih dari pada lainnya. Kedua efektiftas vaksin dalam mencegah kematian dan keparahan. Makanya penting banget masalah vaksinasi. Termasuk peningkatan respon. Kualitas udara dan masalah masker.
Dicky sekali lagi mengungkapkan jika Australia masih menunjukkan perkembangan kasus Covid-19 yang sangat serius. Hal ini menegaskan jika sub varian BA.5 bukanlah sesuatu yang ringan.
"Bahkan di era Delta, tidak ada kematian. Tapi setelah pembukaan, kehadiran Omicron dan sub variannya, kematian hampir tiap hari ada di sini," kata Dicky lagi.