Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) menyoroti, rendahnya capaian vaksinasi booster di Indonesia yang baru mencapai 26 persen.
Pemerintah diharapkan lebih konsisten menjalankan kebijakan terkait pencegahan Covid-19 di tanah air ini.
"Masalahnya booster kita masih rendah 26 persen. Penambahannya lambat. Ini pekerjaan rumah bersama. Supaya masyarakat sukarela datang untuk booster," kata dokte Erlina yang ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2022).
Misalnya, saat aturan vaksinasi booster bagi masyarakat yang ingin mudik.
Walaupun ada pro kontra, masyarakat tetap saja mengerjakannya.
"Ngomel-ngomel, dimaki-maki tetap dikerjakan, saya kira kalau suatu yang bagus tetap kita jalankan. Suatu aturan yang bagus tetap dilakukan," imbuh dia.
Ia membeberkan, dengan booster maka dapat melindungi dari infeksi berat dan hanya bergejala ringan. Tidak perlu dirawat di Rumah Sakit.
Baca juga: Mengenal Vaksin Covovax yang jadi Booster Homolog dan Jenis Vaksin Booster di Indonesia
"Makanya kita sebut booster penting, cuman cakupan rendah. Saya tidak tahu persis kenapa booster tidak secepat dosis 1dan 2. Bisa jadi masalah distribusi, sentra vaksinasi yang sudah mulai berkurang," ungkap dia.
Secara keseluruhan ia menilai, Indonesia merupakan salah satu negara didunia yang responsif menangani pandemi Covid-19 ini.
"Saya terus sampaikan, sama-sama berkolaorasi atasi pandemi. Semua aspek berkolaborasi. Indonesia termasuk negara yang lumayan oke menangani Covid-19," kata dia.
"Kami tidak bosan-bosannya menghimbau pemerintah untuk konsisten untuk mengimplementasikan semua kebijakan pencegahan," sambung Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.