Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan dunia saat ini berada dalam posisi akhir pandemi.
Menurut epidemiolog UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D, kondisi ini bisa diartikan bahwa pandemi Covid-19 sudah tidak lagi menjadi perhatian utama banyak pihak atau masyarakat secara luas atau menjadi ancaman utama.
Baca juga: Pemerintah Tak Akan Buru-buru Ikuti Jejak AS Nyatakan Pandemi Covid-19 Berakhir
Disebutnya, Covid-19 masih tetap ada dan transmisinya masih terjadi secara global tetap berlangsung.
“Tidak berarti pandemi itu berakhir kemudian covid tidak ada sama sekali dan tidak ada penularan. Tidak seperti itu, covid tetap ada dan masyarakat akan hidup berdampingan dengan virusnya," ujarnya dikutip dari laman UGM, Selasa (20/9/2022).
Dia menegaskan, Covid-19 tetap akan penyakit menular namun tingkat keparahan penyakit sudah jauh berkurang atau pandemi sudah tidak lagi menjadi masalah kesehatan prioritas di masyarakat.
“Saya melihat lebih disitu. Jadi, bukan ancaman yang prioritas lagi, tetap ada penyakitnya dan masih bersirkulasi. Dari waktu ke waktu mungkin nanti juga akan ada semacam tahap-tahap yang seperti kemarin. Akan ada kenaikan kasus dan sebagainya," jelasnya.
Baca juga: Presiden AS Sebut Pandemi Berakhir, Satgas Covid-19: Acuan Kita WHO, Tak Bisa Ikut-ikut Negara Lain
Secara umum, Riris menyebut kasus omicron di Indonesia relatif menurun, padahal di Eropa dan Amerika masih memiliki kasus cukup tinggi.
Omicron sendiri merupakan varian Covid-19 yang memiliki gejala dan efek lebih ringan.
Sehingga, pelonggaran-pelonggaran pun dilakukan, apalagi setelah cakupan pemberian vaksin ke masyarakat luas.
Bahkan, di Eropa dan Amerika dalam beberapa kasus tidak lagi wajib memakai masker dan jaga jarak.
Adapun tanda-tanda berakhirnya pandemi menurut Riris memang semakin mendekati kenyataan.
Baca juga: Joe Biden Isyaratkan Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat Sudah Berakhir
Penyakit tidak lagi menimbulkan orang sakit dan tidak membebani sistem kesehatan sehingga pada akhirnya tidak terlalu menjadi masalah.
“Artinya kita terinfeksi tetapi kita tidak sakit, kan tidak perlu ngapa-ngapain tho. Kita tetap beraktifitas, tidak harus ke rumah sakit dan seterusnya. Artinya hal-hal semacam itu tidak lagi menjadi beban rumah sakit, puskesmas, atau sistem kesehatan secara luas," terangnya.