TRIBUNNEWS.COM - Virus Corona subvarian Omicron XBB yang disebut menyebar secara signifikan di Singapura kini ditemukan di tanah air.
Menurut otoritas Singapura belum ada bukti XBB menyebabkan penyakit lebih parah dan bahaya dari varian sebelumnya, Omicron BA.5.
"Belum ada bukti subvarian XBB menyebabkan penyakit yang lebih parah dari varian sebelumnya," tulis otoritas setempat dalam laman resmi pemerintah gov.sg.
"Faktanya, data lokal kami dalam dua minggu terakhir menunjukkan bahwa kasus XBB diperkirakan memiliki risiko rawat inap 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan kasus varian Omicron BA.5," lanjutnya.
Meski demikian masyarakat diimbau agar menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Masuknya virus Corona subvarian Omicron XBB ini dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Hal itu disampaikan Budi Gunadi Sadikin dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) secara virtual, Jumat (21/10/2022).
"Ada varian baru namanya XBB. Varian ini juga sudah masuk ke Indonesia, kita amati terus," kata Budi sebagaiama dilansir Tribunnews.
Saat ini, Kemenkes terus melakukan pengamatan terkait dengan potensi adanya subvarian baru tersebut.
Subvarian Omicron XBB sendiri pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022 di India.
Mengutip indianexpress.com, varian XBB merupakan kombinasi dari dua sub-garis keturunan Omicron BJ.1 dan BA.2.75.
Sejak itu, terdeteksi di lebih dari 17 negara, termasuk Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan AS.
Di Singapura, XBB sekarang menjadi subvarian dominan yang beredar di masyarakat.
Kementerian Kesehatan Singapura memprediksi jumlah kasus harian bisa berada di 20 ribu hingga 25 ribu pasien per hari.