News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Covid-19 di China Melonjak, Antrean Mobil Jenazah di Jalan Masuk Krematorium Beijing Mengular

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Covid-19. Antrean mobil jenazah tampak mengular di jalan masuk ke krematorium Covid-19 yang ditunjuk di ibu kota China, Beijing, Sabtu (17/12/2022).

Dilansir dari Channel News Asia, pejabat China sebelumnya telah memperingatkan bahwa kasus infeksi Covid-19 dapat meningkat setelah pemerintah melonggarkan kebijakan nol-Covid, membatalkan pengujian massal dan karantina, setelah hampir tiga tahun berupaya membasmi virus tersebut.

"Peningkatan kasus di China bukan karena pencabutan pembatasan Covid. Namun, peningkatan kasus telah dimulai jauh sebelum pelonggaran kebijakan nol-Covid," kata Chief Emergency WHO, Michael Ryan.

“Ada narasi bahwa dalam beberapa hal China mencabut pembatasan dan tiba-tiba wabah semakin tidak terkendali,” tambahnya.

Dia juga menjelaskan bahwa virus itu menyebar secara intensif karena tindakan pengendalian yang kurang efektif.

"Saya percaya pihak berwenang China telah memutuskan secara strategis bahwa bagi mereka, itu bukan lagi pilihan terbaik," kata Michael Ryan, mengacu pada langkah-langkah pengendalian.

Di samping itu, Ryan juga menekankan bahwa Pemerintah China perlu mengevaluasi tindakan pencegahan, terlebih varian Omicron cenderung lebih cepat menular.

“Penularan varian Omicron sangatlah cepat dan Pemerintah China sekali lagi harus mengubah cara pengendalian Omicron supaya wabah tidak semakin parah,” katanya.

Ryan mengatakan bahwa tindakan seperti itu digunakan untuk melindungi sistem kesehatan sembari meningkatkan vaksinasi.

"Ada data dari tempat-tempat seperti Hong Kong yang menunjukkan bahwa vaksin buatan China terbukti tidak lagi efektif. Namun dengan vaksin penguat, setidaknya dapat memperkecil risiko penularan,” ujarnya.

Sementara itu, para pemimpin China bertekad untuk terus maju, meskipun negara itu menghadapi lonjakan kasus yang dikhawatirkan para ahli tidak mampu menanganinya.

Prediksi Mengerikan

Direktur IHME Christopher Murray mengungkapkan proyeksi kasus di China akan mencapai puncaknya sekitar 1 April 2023.

Pada saat itu, kematian akan mencapai 322.000. Murray mengungkapkan artinya sekitar sepertiga populasi China akan terinfeksi pada saat itu.

"Tidak ada yang mengira mereka akan tetap berpegang pada nol-Covid selama mereka melakukannya," kata Murray.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini