Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Saat ini dunia internasional khawatir dan ragu atas angka kematian akibat virus corona (Covid-19) di China yang dinilai sangat rendah menurut standar global.
Perlu diketahui, Komisi Kesehatan Nasional negara itu pada Selasa lalu mengklarifikasi bahwa 'hanya orang yang kematiannya disebabkan oleh pneumonia dan gagal nafas setelah tertular virus' yang diklasifikasikan sebagai kematian akibat Covid-19.
Baca juga: WHO: Lonjakan Kasus Covid-19 di China Bisa Picu Pandemi Global Lagi
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (22/12/2022), Asisten Profesor Patologi di Universitas Johns Hopkins, Benjamin Mazer mengatakan bahwa klasifikasi ini akan melewatkan 'banyak kasus',.
Disoroti kasus yang dimaksud terutama karena orang yang divaksinasi, termasuk dengan suntikan China, cenderung meninggal karena pneumonia.
Gumpalan darah dan sepsis, respons tubuh yang ekstrem terhadap infeksi telah menyebabkan kematian yang tak terhitung jumlahnya diantara pasien Covid-19 di seluruh dunia.
"Tidak masuk akal untuk menerapkan pola pikir Maret 2020 semacam ini, di mana hanya pneumonia Covid yang dapat membunuh anda, padahal kita tahu bahwa di era pasca-vaksin, ada berbagai macam komplikasi medis," kata Mazer.