News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Rumah Sakit di Shanghai Hadapi Pertempuran Sengit Melawan Wabah Covid-19

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tempat tidur untuk pasien terlihat di kamar bersekat di klinik demam darurat di sebuah stadion di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 20 Desember 2022. (Photo by Jade GAO / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI - Sebuah rumah sakit di Shanghai memberi tahu stafnya untuk mempersiapkan "pertempuran tragis" untuk melawan Covid-19.

Melansir dari Reuters, diperkirakan setengah dari 25 juta penduduk kota Shanghai akan terinfeksi virus corona pada akhir pekan depan, sementara virus telah menyapu seluruh China dan sebagian besar penyebarannya tidak terkendali.

Menyusul protes yang meluas terhadap kebijakan nol-Covid yang ketat, China pada bulan ini mulai melonggarkan kebijakan tersebut yang telah merugikan ekonomi negara itu dan meningkatkan rasa frustasi 1,4 miliar penduduknya akibat penguncian atau lockdown.

Baca juga: Update Covid-19 Global 22 Desember 2022: Kasus Aktif di Seluruh Dunia 20.218.480, Kemarin 19.814.184

Jumlah kematian resmi di China akibat Covid-19 sejak pandemi dimulai tiga tahun lalu mencapai 5.241 jiwa, lebih kecil dari yang dihadapi negara lain. Namun sepertinya saat ini jumlah tersebut akan meningkat tajam.

China melaporkan tidak ada kematian baru akibat Covid-19 untuk hari kedua berturut-turut pada Rabu (21/12/2022), bahkan ketika pekerja di rumah duka mengatakan permintaan untuk layanan mereka meningkat tajam dalam sepekan terakhir.

Pihak berwenang di China, yang telah mempersempit kriteria kematian akibat virus tersebut, yang memicu kritik dari banyak pakar penyakit, mengonfirmasi ada 389.306 kasus Covid-19 dengan gejala.

Beberapa ahli mengatakan angka kasus resmi telah menjadi panduan yang tidak dapat diandalkan, karena lebih sedikit pengujian atau tes Covid-19 yang dilakukan setelah pelonggaran kebijakan nol-Covid.

Kasus Covid-19 di China kemungkinan lebih dari satu juta per hari dengan kematian lebih dari 5.000 per hari, "sangat kontras" dari data resmi pemerintah Beijing, kata perusahaan data kesehatan Airfinity yang berbasis di Inggris.

Airfinity mengatakan pihaknya memeriksa data dari provinsi di China, mencatat bahwa kasus meningkat lebih cepat di ibu kota negara itu, Beijing, dan provinsi Guangdong.

Baca juga: WHO Prihatin Lonjakan Kasus Penularan Covid-19 Terus Terjadi di China

Rumah Sakit Shanghai Deji, memposting di akun WeChat pada Rabu malam, memperkirakan ada sekitar 5,43 juta orang positif Covid-19 di kota itu, dan sekitar 12,5 juta orang di pusat keuangan China itu akan terinfeksi pada akhir tahun.

"Malam Natal, Tahun Baru, dan Tahun Baru Imlek tahun ini ditakdirkan tidak aman," kata rumah sakit swasta yang mempekerjakan sekitar 400 staf itu.

"Dalam pertempuran tragis ini, seluruh Shanghai Raya akan jatuh, dan kami akan menginfeksi semua staf rumah sakit! Kami akan menginfeksi seluruh keluarga! Semua pasien kami akan terinfeksi! Kami tidak punya pilihan, dan kami tidak dapat melarikan diri," tambahnya.

Postingan itu tidak lagi tersedia di WeChat pada sore ini, Kamis (22/12/2022). Seorang staf yang menjawab saluran telepon utama rumah sakit mengatakan mereka tidak dapat segera mengomentari laporan tersebut.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, China Diprediksi Hadapi Lebih dari Satu Juta Kematian Tahun Depan

Kondisi Serius

Penduduk Shanghai mengalami penguncian atau lockdown selama dua bulan yang berakhir pada 1 Juni, dengan banyak orang kehilangan pendapatan dan berjuang untuk menemukan kebutuhan dasar. Ratusan orang dilaporkan meninggal dan ratusan ribu lainnya terinfeksi Covid-19 selama dua bulan itu.

Pada hari ini, banyak daerah di Shanghai hampir sepi, dengan banyak penduduk yang mengisolasi diri dan bisnis terpaksa tutup karena staf jatuh sakit.

"Semua karyawan kami sakit," kata seorang pekerja supermarket bermarga Wang, sembari menambahkan dia berharap untuk membuka kembali toko pada 30 Desember.

Terlepas dari infeksi baru, sisa terakhir dari kebijakan nol-Covid sedang dihapus. China berencana untuk memotong persyaratan karantina untuk turis luar negeri pada Januari, menurut laporan Bloomberg News, mengutip sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Para ahli mengatakan China dapat menghadapi lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19 di tahun depan, mengingat tingkat vaksinasi penuh yang relatif rendah di antara kalangan lansia yang lebih rentan.

Baca juga: Rusia Kirim Bantuan Kemanusiaan 100.000 Dosis Vaksin Covid-19 Sputnik Light ke Djibouti

Tingkat vaksinasi China lebih dari 90 persen, namun tingkat untuk orang dewasa yang telah menerima suntikan vaksin turun menjadi 57,9 persen, dan menjadi 42,3 persen untuk orang berusia 80 tahun ke atas, berdasarkan data pemerintah China.

Rekaman dari sebuah rumah sakit di Beijing yang tayang di televisi China CCTV menunjukkan barisan pasien lanjut usia di unit perawatan intensif bernapas melalui masker oksigen. Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang mengidap Covid-19.

Wakil direktur departemen gawat darurat rumah sakit tersebut, Han Xue, mengatakan kepada CCTV bahwa mereka menerima 400 pasien setiap hari, empat kali lebih banyak dari biasanya.

"Pasien-pasien ini semuanya adalah orang lanjut usia yang memiliki penyakit bawaan, demam dan infeksi pernapasan, dan mereka berada dalam kondisi yang sangat serius," kata Han.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan prihatin dengan lonjakan kasus Covid-19 dan mendukung pemerintah untuk fokus memvaksinasi mereka yang berisiko paling tinggi.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, China Diprediksi Hadapi Lebih dari Satu Juta Kematian Tahun Depan

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan kepada wartawan bahwa badan tersebut membutuhkan informasi lebih rinci mengenai tingkat keparahan penyakit, penerimaan rumah sakit dan persyaratan unit perawatan intensif untuk penilaian komprehensif.

Tekanan besar

Perubahan kebijakan China membuat sistem kesehatan yang rapuh tidak siap hidup berdampingan dengan virus corona, dengan rumah sakit berebut tempat tidur, sementara apotek berebut mendapat pasokan obat-obatan dan pihak berwenang berlomba untuk membangun klinik.

Tongchuan, sebuah kota berpenduduk 700.000 di provinsi Shaanxi, pada Rabu meminta semua pekerja medis yang pensiun dalam lima tahun terakhir untuk bergabung dalam pertempuran melawan Covid-19.

Media pemerintah China mengatakan pemerintah daerah berusaha mengatasi kekurangan obat, sementara perusahaan farmasi bekerja lembur untuk meningkatkan pasokan.

Jerman menyatakan telah mengirimkan gelombang pertama vaksin COVID BioNTech ke China yang awalnya akan diberikan kepada ekspatriat Jerman. Berlin mendorong warga negara asing lainnya untuk diizinkan mengambilnya.

BioNTech mengatakan pada hari ini bahwa pihaknya telah mengirimkan 11.500 dosis vaksin ke China.

Ini akan menjadi vaksin mRNA pertama yang tersedia di China. Jenis vaksin ini dipandang paling efisien dalam melawan penyakit.

Kedutaan Besar Jerman di Beijing telah meminta warga negaranya untuk mendaftar guna mendapatkan vaksin, yang akan segera tersedia untuk misi diplomatiknya. Kementerian Luar Negeri China mengatakan kedua belah pihak sedang mendiskusikan bagaimana mengatur distribusi vaksin ke Jerman.

China memiliki sembilan vaksin Covid-19 yang dikembangkan di dalam negeri yang disetujui untuk digunakan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini