News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kemenkes: Vaksin Booster Untuk Anak Sudah Ada dan Kini Masih Dalam Kajian Indagi

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/12/2022). Ia menyebut menyampaika vaksin booster Covid-19 untuk anak telah ada dan kini sedang dalam masih kajian Indagi.

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan, vaksin booster Covid-19 untuk anak telah tersedia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan hingga kini proses pendistribusian vaksin masih menunggu teknis pelaksanaan dari Kemenkes.

"Kita pertama bahagia dulu nih ada vaksin untuk anak," kata Syahril, dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/12/2022).

"Tapi akan kita tunggu dulu dalam waktu dekat ini, bagaimana teknis pelaksanaannya dan ada informasi juga mengatakan bahwasanya ini berbayar," sambungnya.

Lebih lanjut, Syahril menuturkan, program vaksin booster pertama untuk anak ini masih dalam proses pengkajian.

"Artinya untuk program vaksin booster pertama untuk anak-anak saat ini dalam proses," kata Syahril.

Baca juga: PPKM Dihapus, Menkes: Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Masih Ditanggung Pemerintah

Syahril menyebut, pengkajian vaksinasi untuk anak sedang dikaji Indagi.

"Indagi itu adalah kelompok konsultan Pemerintah untuk memberikan rekomendasi ke kita apakah ini (vaksin) sudah bisa diberikan atau belum," kata Syahril.

Sebelumnya, Kemenkes menyebut pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM adalah sebuah kebahagiaan.

"Ini menjadi satu hal kebahagiaan bagi kita sebetulnya, bahwasanya kita tidak ada pembatasan lagi kegiatan masyarakat," kata Syahril.

Baca juga: Indonesia Cabut PPKM Saat Jepang dan China Babak Belur Hadapi Gelombang Covid-19

Syahril menjelaskan, keputusan pencabutan PPKM tersebut didasari telah parameter-parameter pengendalian Covid-19.

"Yaitu jumlah kasus sudah di bawah 1.000. Bahkan 10 bulan ini tidak ada lonjakan-lonjakan yang sangat signifikan. Angka hospitalisasi dan angka kematian," ujarnya.

Lebih lanjut, Syahril mengungkapkan, berdasarkan Serosurvei, antibodi masyarakat Indonesia sudah mencapai 98,5 persen.

"Nah yang terakhir yang membanggakan kita adalah antibodi kita melalui Serosurvei itu sudah 98,5 persen," kata Syahril.

"Menunjukkan bahwasanya bangsa kita mempunyai kekebalan. Baik itu yang melalui infeksi, maupun melalui vaksinasi. Sudah sangat membanggakan," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini