TRIBUNNEWS.COM - Subvarian omicron XBB.1.5 yang saat ini mendominasi AS adalah versi Covid-19 yang paling menular, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun bukan berarti XBB.1.5 adalah varian yang membuat orang sakit parah dari sebelumnya.
Mengutip CNBC, Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO, mengatakan pejabat kesehatan global khawatir tentang seberapa cepat subvarian XBB.1.5 menyebar di AS bagian timur laut.
Jumlah orang yang terinfeksi XBB.1.5 telah berlipat ganda di AS setiap dua minggu, membuatnya menjadi varian paling umum beredar di AS.
“Ini adalah subvarian yang paling menular yang telah terdeteksi,” kata Van Kerkhove kepada wartawan saat konferensi pers di Jenewa pada hari Rabu (4/1/2023).
“Alasan karena mutasi yang ada di dalam subvarian omicron ini yang memungkinkan virus ini menempel pada sel dan bereplikasi dengan mudah.”
Baca juga: Menkes Sebut Jelang Natal dan Tahun Baru Lonjakan Varian XBB dan BQ.1 Covid-19 Menurun
Sejauh ini XBB.1.5 telah terdeteksi di 29 negara tetapi bisa lebih luas lagi, kata Van Kerkhove.
Melacak varian Covid menjadi sulit karena penurunan urutan genom di seluruh dunia, katanya.
WHO belum memiliki data tentang tingkat keparahan XBB.1.5.
Tetapi saat ini tidak ada indikasi bahwa varian itu membuat orang lebih sakit daripada versi omicron sebelumnya, kata Van Kerkhove.
Kelompok penasihat WHO yang melacak varian Covid-19 sedang melakukan penilaian risiko pada XBB.1.5 yang akan diterbitkan dalam beberapa hari mendatang, katanya.
“Semakin banyak virus ini beredar, semakin banyak peluang untuk berubah,” kata Van Kerkhove.
“Kami memperkirakan gelombang infeksi lebih lanjut di seluruh dunia."
"Tetapi hal itu tidak harus diterjemahkan menjadi gelombang kematian lebih lanjut karena tindakan pencegahan kita terus berhasil.”
Baca juga: Studi: Varian Baru Covid-19 BQ.1 hingga XBB.1 Hindari Kekebalan