Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Peningkatan Covid-19 saat ini memang terjadi di belahan dunia.
Diketahui jika salah satu penyebab tren kenaikan kasus Covid-19 adalah keberadaan subvarian baru.
Meski begitu, Pakar Ahli kesehatan masyarakat sekaligus Epidemiolog Dicky Budiman ungkap jika sejauh ini belum memicul keparahan dan kematian yang signifikan.
"Keberadaan subvarian Covid-19 memang memicu lonjakan kasus infeksi. Namun bicara keparahan, kematian, sebetulnya belum banyak terjadi signifikan," ungkapnya pada Tribunnews, Sabtu (9/12/2023).
Tingkat keparahan dan kematian akibat kasus Covid-19 memang belum signifikan.
Namun sebagian wilayah ada yang mengalami tingkat kefatalan cukup tinggi akibat Covid-19 akibat imunitas komunitas yang menurun atau belum terbentuk.
Misalnya di Amerika yang mencatat kematian sampai 1000 kematian terkait Covid-19.
Karenanya, menurut Dicky masyarakat masih butuh modal imunitas yang tentu saja bisa didapat dari vaksin.
"Tentu menjadi pembelajaran buat kita modal imunitas masih dibutuhkan. Selain vaksinasi primer anak-anak, termasuk vaksinasi booster kelompok rawan seperti lansia dan komorbid," papar Dicky.
Saat ini menurut Dicky Indonesia masih memiliki banyak populasi rawan.
Banyak anak-anak yang lahir namun belum bisa mendapatkan vaksin.
Sehingga, selain vaksin bagi kelompok yang rentan seperti lansia, komorbid dan immunocompromised, ada upaya lain.
Di antaranya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat hingga memastikan kualitas udara dan ventilasi udara yang baik.