Oleh karena itu, Puan mendorong Pemerintah untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang baik. Ia menilai bantuan bagi anak dari keluarga kurang mampu pun harus dibarengi dengan aksesibilitas untuk semua lapisan masyarakat dalam mengakses pendidikan.
“Bagaimana ekosistem pendidikan itu dapat memastikan anak-anak yang tidak mendapat kesempatan masuk ke sekolah negeri dapat tetap bersekolah dengan biaya terjangkau dan kualitas yang sama baiknya,” papar Puan.
Selain soal kualitas pendidikan, Puan menyinggung tentang pentingnya anak mendapat sekolah yang aman dan bebas dari kekerasan. Hal ini mengingat banyaknya kasus kekerasan di lingkungan pendidikan.
“Banyaknya kasus kekerasan di sekolah, termasuk bullying anak menunjukkan ada fungsi pendidikan yang masih harus dievaluasi. Anak-anak harus merdeka untuk mendapatkan lingkungan sekolah yang aman dan sekolah yang mendukung pada pengembangan karakter,” tegas Puan.
Cucu Bung Karno itu kembali mendorong Pemerintah agar memasukkan lagi pelajaran ilmu budi pekerti dan ilmu etika dalam di sekolah demi memutus kekerasan dan aksi bullying. Puan juga mendukung pengoptimalan peran guru BK di sekolah yang memiliki kemampuan ilmu psikologi untuk pendampingan bagi siswa.
“Di tengah tantangan zaman kemajuan teknologi, ilmu budi pekerti dapat menjadi pedoman bagi pembentukan karakter anak-anak kita. Karena seperti yang disampaikan Ki Hajar Dewantara bahwa dengan budi pekerti, tiap-tiap manusia dapat berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi) dan beradab. Itu juga menjadi maksud dan tujuan pendidikan,” urainya.
Lebih lanjut, Puan meminta Pemerintah untuk menambah dukungan bagi pendidikan vokasi agar para lulusan SMK memiliki kesempatan yang sama baiknya untuk memperoleh pekerjaan. Apalagi saat ini banyak muncul pekerjaan informal yang membutuhkan skill di luar akademik.
“Pastikan siswa pendidikan vokasi tetap dapat berdaya saing sekalipun tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Bisa melalui program-program pelatihan di berbagai bidang, maupun pendampingan di fase transisi pasca-sekolah,” kata Puan.
Di sisi lain, Puan mengingatkan bahwa terciptanya generasi unggul tidak terlepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik. Untuk itu, kesejahteraan guru juga harus menjadi prioritas.
“Pemerintah masih memiliki PR dalam hal pengangkatan guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang pada tahun 2024 ditargetkan mencapai 1 juta. DPR menantikan komitmen Pemerintah mengenai peningkatan kesejahteraan guru sebagai pahlawan pencetak generasi unggul bangsa,” tukas Puan.
Pada momen Hardiknas 2024 ini, Puan pun mendorong semua guru agar terus mengembangkan keterampilan. Tak hanya dari sisi pengajaran, tapi juga pendekatan kepada para siswa.
“Karena pembelajaran di era digitalisasi seperti saat ini menimbulkan banyak sekali perubahan dan perkembangan yang menuntut kontribusi dan kompentensi lebih dari para guru,” ujarnya.
Puan menyadari banyaknya tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia memerlukan kerja sama semua elemen bangsa. DPR disebutnya berkomitmen untuk terus mendukung dan mengawal program-program pendidikan demi pembangunan bangsa.
Maka sesuai tema Hardiknas 2024 yakni ‘Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar’, Puan mengajak semua kalangan termasuk masyarakat untuk bergandeng tangan mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia.
“Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024, mari kita tingkatkan kualitas pendidikan secara merata di Indonesia. Dukung pula kemajuan ekosistem pendidikan agar anak-anak bisa sekolah dengan rasa aman dan menyenangkan,” tutup Puan.
Baca juga: DPR Belum Sahkan Revisi UU Desa, Begini Penjelasan Puan Maharani