TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan kunjungan kerja ke China dan bertemu dengan pimpinan National People's Congress/NPC (Kongres Rakyat Nasional) Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Zhao Leji.
Pertemuan antara Puan dan Ketua Kongres Rakyat Nasional RRT, Zhao Leji digelar di kompleks Gedung Great Hall of The People (Balai Agung Rakyat) Tiongkok yang terletak di tepi lapangan Tiananmen, Beijing, Selasa (28/5/2024).
Bilateral meeting dengan Zhao Leji yang merupakan pemimpin senior Partai Komunis Tiongkok (PKT) tersebut dilakukan usai Puan bertemu Ketua Chinese People's Political Consultative Conference/CPPCC (Badan Penasihat Politik Tiongkok atau China), Wang Huning.
“Saya ucapkan terimakasih atas undangan dan fasilitas NPC pada kunjungan saya ini. Saya berharap kunjungan saya ini dapat membuka peluang guna memperluas dan memperdalam kerja sama antara Indonesia dan RRT,” kata Puan dalam pertemuan.
Puan pun menyinggung persahabatan Indonesia dan Tiongkok yang telah berlangsung sejak lama di mana hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada 1950. Tahun 2025 nanti, Indonesia dan RRT akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik yang dinilai akan memasuki babak baru perkembangan hubungan kedua negara.
“Marilah kita manfaatkan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik di tahun 2025 untuk terus mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan,” ucapnya.
Baca juga: Ucapkan Selamat Hari Waisak 2024, Puan Maharani Mengajak Masyarakat Menjaga dan Pererat Kerukunan
Kedua pemimpin negara Indonesia-RRT diketahui telah sepakat untuk meningkatkan kerjasama ekonomi strategis. Termasuk kerja sama untuk pemulihan ekonomi serta implementasi kerja sama bilateral konkret RI-RRT, seperti pada Rencana Aksi Kemitraan Strategis RI-RRT 2022-2026.
“Saya mendukung Rencana Aksi untuk meningkatkan kerja sama empat pilar yang meliputi politik, ekonomi, pertukaran antar masyarakat, dan proyek maritim,” tutur Puan.
“Meski terdapat perubahan pemerintahan di Indonesia, saya ingin menegaskan bahwa hubungan RI-RRT tidak akan terpengaruh oleh perubahan pemerintahan di Indonesia. Saya akan selalu mendukung upaya mempertahankan dan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara,” imbuh cucu Bung Karno itu.
Hal tersebut ditegaskan Puan mengingat pada berbagai kesempatan, pihak Tiongkok ingin mendengar jaminan kerja sama dengan Indonesia saat ini akan berlanjut meski terdapat pemerintahan baru di Indonesia.
Lebih lanjut, Puan berharap Indonesia dan Tiongkok terus memperkuat kerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan dunia. Mulai dari menciptakan perdamaian dan stabilitas global dan di berbagai kawasan, perubahan iklim, hingga pengembangan energi terbarukan.
“Selain itu, kita harus terus mengembangkan people-to-people contact guna mendukung kerja sama yang lebih erat antarkedua negara. Terutama penekanan bagi peningkatan hubungan antara generasi muda kedua negara,” jelas Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini pun berharap Zhao Leji bersama NPC dapat terus mendukung hubungan politik yang baik, khususnya dalam hubungan antar Parlemen. Puan menyebut, hubungan antar Parlemen akan dapat melengkapi hubungan antara Pemerintah.
“Hubungan RI–RRT akan bersifat lebih inklusif jika dapat melibatkan Parlemen sebagai salah satu unsur pendukungnya karena Parlemen merupakan lembaga yang memiliki posisi strategis yang mewakili rakyat dan memperjuangkan kepentingan rakyat,” lanjutnya.
Menurut Puan, Parlemen harus lebih aktif melakukan diplomasi bilateral dan multilateral karena di abad 21 ini ada berbagai tantangan global yang sulit ditangani pihak pemerintah saja. Untuk itu, ia mendorong DPR RI dan NPC agar lebih aktif berkonsultasi di sela-sela forum Parlemen regional dan internasional, seperti di Inter-Parliamentary Union (IPU), P20 (Parlemen G20), dan AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly).
“DPR RI telah membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB)dengan NPC, yang merupakan platform untuk menjalin kerja sama DPR RI dengan NPC. Ke depan tentu beberapa hal dapat dilakukan,” terang Puan.