“Cukup dengan satu ketuanya kalau dia ingin lebih banyak ya tinggal mengumpulkan rombongan. Satu kloter ada 10 rombongan dia hanya akan berkomunikasi dengan 10 orang ketua rombongannya saja. Ini yang menjadi bagian dari penilaian dia,” katanya.
Selain itu indikator dan rahasia sukses haji Indonesia terkait soal teknis pemberangkatan, pengelolaan di lapangan, hingga cara bagaimana jamaah datang dalam satu kloter untuk menempati satu hotel.
“Kemudian mereka juga berangkat, ini juga menjadi perhatian mereka. Jadi dinilai oleh mereka itulah yang menjadi salah satu indikator yang penilaian layanan jamaah haji Indonesia dinilai baik oleh mereka,” katanya.
Bahkan saat memobilisasi 214.000 anggota jamaah Indonesia ketika puncak musim haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, Indonesia justru lebih cepat dibanding negara yang jamaahnya jauh lebih sedikit.
Maka wajar, jika setiap tahun ada negara-negara yang ingin menimba ilmu dari Indonesia dalam hal penyelenggaraan haji.
“Ada setiap tahun, ada yang berulang seperti Malaysia ini kita rutin tiap tahun ada pertemuan. Turki dirjen hajinya datang kemari. Tahun sebelumnya dari Pakistan, tahun sebelumnya dari India. Bahkan ada beberapa negara yang kirim surat ingin menimba ilmu dari Indonesia tentang pengelolaan ibadah haji dari Indonesia,” kata Subhan.