Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh membeberkan sejumlah masalah yang dialami jemaah haji Malaysia yang mendapatkan layanan buruk Mashariq.
Hal ini dialami selama momen puncak haji pada 8 hingga 13 Zulhijjah di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).
Ia menjelaskan bahwa tenda yang seharusnya ditempati seluruh jemaah haji Malaysia, ternyata tidak siap 100 persen untuk ditempati.
Selain tenda, muncul pula masalah air di Arafah yang ternyata tidak cukup untuk seluruh jemaah.
Baca juga: 6.062 Jemaah Haji Pulang ke Indonesia Besok, 8 Juli 2023
Dato Sri menyebut masalah air di Arafah ini cukup menjadi perhatian pihaknya.
Begitu pula dengan lambatnya layanan katering untuk jemaah haji Malaysia selama di Arafah.
"Ada tenda yang tidak siap digunakan, air juga tidak cukup. Masalah air di Arafah menjadi isu cukup besar, katering di Arafah juga lambat," kata Dato Sri, dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI, Sabtu (8/7/2023).
Saat menceritakan pengalaman Malaysia mendapatkan layanan buruk Mashariq, Dato Sri bersama 20 delegasi Tabung Haji Malaysia tengah berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah Makkah, Arab Saudi, dan disambut oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief.
Sementara itu, kata Dato Sri, situasi di Mina pun tidak berbeda, bahkan cenderung lebih parah.
Hal itu karena Mashariq juga menempatkan jemaah haji khusus seperti furoda dan non kuota ke dalam maktab yang diperuntukkan hanya untuk jemaah haji Malaysia yang diprioritaskan pemerintah.
Baca juga: Jemaah Haji Asal Makassar yang Borong 100 Gram Emas di Tanah Suci Dihujat Netizen, Langsung Drop
Seharusnya, kata dia, jemaah haji Furoda dan non kuota dilayani maktab khusus.
Maktab adalah kantor yang diberi kewenangan oleh pemerintah Saudi untuk mengurus persiapan layanan jemaah haji.
"Situasi di Mina juga amat teruk (parah) sekali, Tabung Haji juga menekankan ke Mashariq, bahwa tidak seharusnya mereka menerima jemaah non kuota dalam maktab. Harus ada maktab khusus bagi jemaah furoda dan non kuota," jelas Dato Sri.
Padahal Tabung Haji Malaysia telah melakukan peninjauan terkait kesiapan pelayanan di Masyair 20 hari sebelum wukuf.
"Kami sudah mencoba meninjau kesiapan di Masyair, bahkan sejak 20 hari sebelum wukuf dan saat itu belum siap. Bahkan nampak Tim Mashariq baru mulai kerja," kata Dato Sri.