News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2023

Sudah 589 Kematian, Angka Jemaah Haji Wafat di Tanah Suci Menuju Rekor?

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamaah haji Indonesia dari embarkasi Solo di Maktab 70 Jawa Tengah tidur di luar tenda, pada 10 Dzulhijjah 1444 H. jamaah wafat harian per Rabu (12/7/2023) tercatat 589. Ini rekor tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

TRIBUNNEWS.COM, MADINAH -- Angka kematian harian jemaah haji menembus angka psikologis, 589 jamaah wafat pada Rabu (12/7/2023), atau hari ke-50 misi haji Indonesia.

Ini angka kumulatif harian tertinggi sepanjang penyelenggaraan haji modern, sejak awal dekade 1980-an lalu.

Angka kasus kematian ini diprediksi masih akan bertambah. Mengingat hari ini, masih tersisa 24 dari 74 hari total misi Haji Indonesia tahun 2023 ini.

Baca juga: Petugas Kesehatan Madinah Siap Layani Kepulangan Jemaah Haji pada Gelombang Dua

Hari pertama misi haji ke Tanah Suci dimulai 23 Mei 2023.

Sedangkan kepulangan jamaah terakhir ke Tanah Air, 4 Agustus 2023.

Ini angka rekor kasus kematian kumulatif harian 'tertinggi" dalam 30 tahun terakhir.

Sekadar pembanding, tahun 2022 lalu total jemaah haji wafat dalam 70 hari misi haji 89 orang.

Sedangkan angka kumulatif hariannya hanya 70 kasus.

Dan kumulatif harian tertinggi tahun 2015 sebanyak 552 kasus.

Musim haji tahun 2015 ada dua insiden; rubuhnya crane proyek ekspansi ke3 Masjid Haram (11 jamaah Indonesia), dan kedua: tragedi terowongan Mina II, 10 Juli 2015 (total 800 korban dan 59 jamaah haji Indonesia).

Dalam delapan tahun terakhir, angka kumulatif total wafat tertinggi tahun 2017 adalah 658 kasus dan tahun 2015 ada 627 kasus, selama 72 hari misi haji.

Baca juga: Penerbangan Delay 15 Jam, Jemaah Haji Kloter 4 Embarkasi Balikpapan Terpaksa Transit di Hotel

Bahkan merunut satu dekade kebelakang, hingga 2011, angka kumulatif wafat harian tahun 2023 ini, sudah dua kali lipat dari 12 tahun lalu.

Tanggal 25 Oktober 2014, saat misi haji selesai tercatat total 263 jamaah wafat.

Menyusul di kurun waktu sama tahun 2013 (220 kasus), tahun 2012 (ada 384 orang), dan tahun 2011 sebanyak 449 orang.

Rekor Tertinggi

Rekor kematian tertinggi jamaah haji Indonesia, terjadi 2 Juli 1990, saat tragedi terowongan Al Muassin Mina, 33 tahun silam.

Kala itu, 1.420 jemaah Indonesia dan Malaysia dilaporkan meninggal. Pemicunya karena sesak nafas, setelah benturan rombongan sekitar 27 ribu jamaah dari dan ke arah jamarat.

Soal jumlah korban dari jamaah Indonesia tiga dekade lalu, media-media mengumumkan angka berbeda.

Sekitar 105 ribu jamaah haji gelombang II Indonesia di Makkah, secara bertahap dijadwalkan mulai didorong ke Madinah, Senin (10/7/2023) mendatang. (Thamzil Thahir/Tribun Timur)

Ada media melansir 560, ada juga yang menyebut lebih dari 600.

Majalah TEMPO edisi 14 Juli 1990, dari total 1.400 korban jiwa, 631 orang jamaah haj Indonesia. Sementara Harian KOMPAS, edisi 13 April 1991, melaporkan angka 649 jiwa.

Dibanding negara lain, korban dari Indonesia terbanyak. Sebagai kompensasi kedukaan, Kerajaan Arab membangun lima Rumah Sakit Haji di empat embarkasi/debarkasi haji diantaranya, Pondok Gede Jakarta (JKG), RS Haji Surabaya (SUB), RS Haji Medan (MES), dan RS Haji Ujungpandang (UPG).

Tingginya angka kematian jamaah haji tahun 2023 ini, juga selaras dengan tingginya rasio jamaah haji lansia, yang mencapai 31,5 persen dari total kuota jamaah haji 229 ribu.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI Hilman Latief, mengkonfirmasikan satu pemicu itu, saat ditanya wartawan di Daker Madinah, Selasa (11/7/2023).

"Untuk soal itu tanya ke KHI (kesehatan haji Indonesia), " kata Hilman.

Baca juga: 357 Jemaah Dibadalhajikan pada Musim Haji Tahun Ini, Berikut Rinciannya

Sejauh ini pihak KHI belum memberi jawaban resmi soal tingginya angka kumulatif kematian harian yang catat rekor.

Data olahan Tribun dari Siskohat Kemenag dan Data KHI dalam 4 hari terakhir (periode 8 hingga 12 Juli 2023), ada 87 jamaah wafat.

Sabtu (8/7) dirilis 508 jamaah meninggal. Dan empat hari kemudian, Rabu (12/7) tercatat 589 kasus kematian.

Rerata kematian harian antara 10 hingga 15 kasus. Selasa (11/7) misalnya ada 18 jamaah wafat dan Rabu (12/7/2023) turun jadi 11 kasus.

Rilis kantor konsulat jenderal Indonesia di Jeddah, pekan lalu, menyebut kumulatif harian jamaah wafat terjadi di puncak musim haji (27 hingga 30 Juli 2023). Dalam perideo tiga hari itu, ada 200 kasus kematian dengan rerata kasus perhari 60 hingga 70 kasus.

Data dashboard siskohat juga mengkonfirmasi bahwa dari 71,9 persen kasus kematian, berada di rentang usia lanjut usia (65 hingga 97 tahun).

Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) menunjukan angka kematian jamaah haji Indonesia mencapai 555 per Selasa (11/7/2023).

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengungkapkan penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini.

Kabid Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023, Imran mengatakan, faktor utama penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini karena tingginya jumlah jamaah haji lanjut usia (lansia).

Jumlah jamaah haji usia 60 tahun ke atas mencapai 45 persen dari total kuota haji Indonesia sebanyak 229.000.

Ia menjelaskan, di tahun-tahun sebelumnya, jumlah jamaah haji yang usianya di atas 60 tahun sekitar 30 persen dari total kuota haji Indonesia.

"Dan jamaah haji yang masuk kelompok berisiko tinggi (risti) jumlahnya sebesar 75 persen (dari total kuota haji Indonesia tahun ini," kata Imran

Ia menyampaikan, jamaah haji yang masuk kelompok risti di tahun-tahun sebelumnya rata-rata berjumlah 63 persen saja.

Imran juga mengungkapkan, setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jamaah haji yang meninggal dunia disebabkan beberapa penyakit. Di antaranya syok kardiogenik, infark miokard akut, dan sepsis,disebabkan pneumonia atau radang paru.

Sehubungan dengan tingginya angka kematian jamaah haji usapi puncak ibadah haji, Imran mengingatkan, jamaah haji diharapkan untuk istirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri dalam aktivitas fisik. (@thamzilthahir)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini