News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2024

Tak Lagi di Mina Jadid, Jemaah Haji Indonesia Berpotensi Berdesakan, Ini Trik Kemenag Mengatasi

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenda-tenda di Mina sudah berdiri jelang pelaksanaan puncak ibadah haji di Armuzna, Mekkah.Potensi jemaah haji Indonesia masuk dalam gelombang jemaah lain di Mina saat puncak haji tahun 1445 h/2024 M bisa saja terjadi jika jemaah tak lagi ada di Mina Jadid.

Salah satu Anggota Amirul Hajj yang juga Sekretaris Komisi Fatwa MUI Dr. Asrorun Ni’am, dalam keterangannya di situs resmi kemenag pernah memberikan penjelasan tentang Mina Jadid.

Mengutip laman resmi Kemenag, istilah tempat ini tepatnya bukan Mina Jadid atau Mina Baru, tetapi perluasan area Mina.

Ini diijtihadkan seiring dengan bertambahnya jumlah jemaah haji, sementara area Mina tidak bertambah, mulai dari zaman rasul, hingga kini.

Tantangan Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Ilustrasi suasana di Mekkah. Tercatat 361 atau 71,9 persen dari total 514 jemaah haji Indonesia wafat selama 46 hari misi haji di Arab Saudi, masuk kategori lanjut usia (lansia). (Thamzil Thahir/Tribunnews.com)

Arsad menambahkan, dirinya telah memetakan beberapa tantangan yang mungkin dihadapi pada penyelenggaraan ibadah haji nanti.

"Pertama, tahun ini terdapat 45.000 jemaah haji lansia. Sehingga, perlu ditekankan mindset melayani lansia pada petugas," kata Arsad.

"Dalam melayani lansia, gambaran sederhana adalah melayani orangtua kita. Harus kita sambut, siapkan tempat terbaik, makanan terbaik, demikian pula pada jemaah lansia ini. Siapkan yang terbaik, layani dengan baik, komunikasi dengan bahasa yang baik, dan jangan sakiti mereka," pesannya.

Selain tantangan pada jemaah haji Lansia, Arsad menuturkan bahwa pada tahun 2023, jumlah jemaah haji yang wafat lebih dari 820.

Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Arsad Hidayat .

"Angka tersebut merupakan angka tertinggi dalam sejarah penyelenggaraan haji. Sehingga, menjadi PR bersama supaya mendukung jemaah haji dalam kondisi nyaman, beribadah nyaman, berangkat nyaman dan pulang nyaman," lanjutnya.

Kondisi ini, lanjut Arsad, harus diantisipasi dengan memberikan alternatif ibadah bagi jemaah haji lansia dengan membuat perencanaan yang tepat, tanpa keluar dari ketentuan manasik.

Dikatakan Arsad, berdasarkan informasi dari Kemenkes, angka kematian jemaah haji bertambah signifikan setelah puncak haji karena faktor kelelahan.

"Tentu, ini menjadi PR, agar konsultan ibadah dan pembimbing ibadah membuat skema alternatif saat puncak ibadah haji," imbuhnya.
Selanjutnya, Arsad menjelaskan bahwa musim haji tahun ini masih di siklus musim panas, bahkan bisa sampai 50 derajat.

"Ini penting, agar disosialisasikan pada jemaah, pada saat kondisi panas sekali untuk mempertimbangkan afdhal dengan mengabaikan kemaslahatan jiwa," tuturnya.

Terakhir, Arsad juga berpesan agar keterlambatan transportansi Armuzna yang disediakan oleh Masyair tidak terulang kembali.

"Kita perlu menyiapkan transportasi, sehingga tidak ada keterlambatan bus di Armuzna. Berbagai tantangan tersebut perlu dipersiapkan dalam penyelenggaraan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini