News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2024

Praktisi Kesehatan Ingatkan Jemaah Haji Waspada dengan Penularan MERS, Ini Sejumlah Gejalanya

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah Haji Indonesia. Praktisi Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama ingatkan jemaah haji waspadai Middle East Respiratory Syndrome atau MERS-CoV selama melakukan ibadah Haji. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama ingatkan jemaah haji waspadai Middle East Respiratory Syndrome atau MERS-CoV selama melakukan ibadah Haji. 

MERS adalah penyakit yang menginfeksi saluran pernapasan dan disebabkan oleh subtipe baru dari virus corona. 

Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Bakal Dapat Menu Khas Nusantara Selama di Arab, Ayam Gulai hingga Tahu Tempe

Penyakit ini perlu diwaspadai, terutama mereka yang terinfeksi MERS berisiko mengalami kematian.

"Mers memiliki tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) 30-40 persen. Sepertiga dari yang terinfeksi berpotensi meninggal," kata Ngabila pada keterangannnya, Jumat (10/4/2024). 

Terutama jika orang tersebut memiliki penyakit komorbid berat atau terlambat didiagnosis dan diobati.

Sehingga muncul pneumonia, radang paru hingga gagal ginjal yang berujung pada kematian. 

Inkubasi 5-6 hari dengan range 2-14 hari. Inkubasi adalah waktu dari tubuh terpapar virus sampai muncul gejala yang pertama kali.

Baca juga: WHO Keluarkan Peringatan Usai Munculnya Tiga Kasus MERS-CoV di Arab

Lebih lanjut, Ngabila pun bagikan cara cegah sakit dengan mencegah kontak secara droplet (percikan) dengan sekret virus unta. 

Unta disebut hewan pembawa virus, sedangkan sekret merupakan cairan tubuh unta. 

Biasanya sekret dapat masuk melalui tangan manusia ke hidung, mulut, atau mata. 

Jemaah diimbau untuk jangan memakan daging unta yang belum matang atau yang dimasak di atas 70 derajat Celsius.

Ngabila pun imbau masyarakat untuk deteksi dini demi mencegah risiko kematian. 

Segera ke layanan kesehatan  jika mengalami infeksi saluran nafas diikuti dengan gejala demam tinggi diatas 39 derajat celcius. 

"Lalu tubuh terasa lemah lesu, mual muntah, sakit kepala dan nyeri sendi, batuk dan pilek, atau bahkan sesak nafas dan radang paru," tambah Ngabila.

Baca juga: Otoritas Kesehatan Korea Selatan Peringatkan Risiko MERS Jelang Musim Haji 2023

Sebagai informasi, Ngabila mengungkapkan jumlah kasus suspek MERS di Indonesia sejak tahun 2013 sampai 2020 terdapat sebanyak 575 kasus suspect (diduga). 

Sebanyak 568 kasus dengan hasil laboratorium negatif dan 7 kasus tidak dapat diambil spesimennya. 

Sampai saat ini, belum pernah dilaporkan kasus konfirmasi MERS-CoV di Indonesia. 

Sedangkan hingga Agustus tahun 2022, terdapat total 2.591 kasus konfirmasi MERS di dunia dengan total kematian sebanyak 894 kasus (CFR: 34,5 persen). 

Selain itu 27 negara di dunia telah melaporkan temuan kasus MERS dengan 12 negara di antaranya termasuk ke dalam wilayah Mediterania Timur. 

Sebagian besar kasus MERS yang dilaporkan berasal dari negara Arab Saudi yaitu sebanyak 2.184 kasus dengan 813 kematian (CFR: 37,2 persen).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini