“Besok belum tentu kami bertemu mereka karena jemaah Indonesia makin banyak yang akan memasuki Madinah. Berarti pula, makin banyak tugas yang harus ditunaikan dan kami mungkin berada di lokasi berbeda,” kata Erniwati, seorang petugas MCH Daker Madinah.
Di sela kegiatan ibadah, Mbah Minten bercerita banyak terkait rumah tangganya dengan sang suami.
Dikatakan, dalam perjalanan 60 tahun menjalin keluarga, pasangan ini telah dikaruniai delapan orang anak.
Empat laki-laki dan empat perempuan dan semuanya sudah menikah.
Dua di antaranya bertempat tinggal di luar Magelang. Cucu 15 dan buyut dua orang. Keduanya bekerja sebagai petani.
Tetapi sejak Mbah Minten sakit, dia tidak lagi mampu membantu suaminya menggarap sawah.
"Sekarang bapak kerja sendiri. Saya sudah tidak mampu membantu," kata Mbak Minten lirih.
Sawah yang digarap kata dia, milik sendiri. Dulu luas, sekarang sisa sedikit karena sudah dibagikan ke anak-anak.
Saat masih sehat, Mbak Minten bukan hanya membantu suami menggarap sawah. Dia juga berjualan dengan membuka warung kelontong di rumahnya.
Warungnya pun sudah tutup karena tidak sanggup lagi mengurusnya.
Kini, Ahmadupo hanya mengurus sepetak sawah. Berhaji bagi mereka adalah mimpi yang sudah lama diidamkan.
Tahun ini, mereka memenuhi panggilan Allah SWT. Meski salah satu dari mereka hanya mampu beribadah di atas kursi roda.