Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mematangkan rencana pelayanan kepada jemaah di saat puncak haji 1445H/2024M.
PPIH dengan pihak Masyariq membahas tentang proses pergerakan jemaah dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Menurut Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi telah melakukan pertemuan dengan Masyariq dan menyepakati perlunya skema baru pergerakan jemaah di Masyair al Muqaddasah atau Armuzna.
Hal Ini sebagai antisipasi padatnya lokasi Muzdalifah karena dua hal.
Pertama, dampak penambahan toilet yang memakan lahan hingga lebih dari 20.000 meter persegi.
Baca juga: Kemenag: 7.795 Jemaah Haji Indonesia Diberangkatkan dari Madinah ke Makkah Hari Ini
Kedua, pemindahan penempatan jemaah di area perluasan Mina (Mina Jadid) ke Mu’aisim.
Kementerian Haji meminta agar ada minimal 40.000 jemaah yang hanya melewati tidak turun di area Muzdalifah.
Nanti, skemanya adalah Arafah menuju Muzdalifah (tidak turun) lalu langsung ke Mina.
“Skema ini disebut sebagai Skema Murur. Kementerian Haji menunggu usulan resmi dari Indonesia terkait rincian skema ini. Sedangkan pihak Masyariq berharap agar jemaah yang mengikuti skema Murur ini diatur berbasis maktab,” sebut Subhan.
Perlu diketahui, puncak ibadah haji, wukuf di Arafah, diperkirakan akan berlangsung pada 15 Juni 2024.
Sehari sebelum itu, tepatnya pada 14 Juni 2024, jemaah haji secara beratahap akan diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah.
Setelah wukuf di Arafah, malam harinya jemaah diberangkatkan menuju Muzdalifah, lalu ke Mina.
Di Mina, jemaah akan menginap pada 11 dan 12 Zulhijjah (nafar awal) atau hingga 13 Zulhijjah (nafar tsani), lalu kembali ke Makkah.
Setelah puncak haji, secara beratahap jemaah haji Indonesia akan Kembali ke Tanah Air mulai 22 Juni 2024.