Laporan Wartawan Tribunnews.com Anita K Wardhani dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usianya sudah 75 tahun, tapi kegesitan Hania Mappiare Baco seolah berbanding terbalik dengan umurnya.
Meski badannya jika berjalan tak lagi tegak, Hania pantas dijuluki "nel"i si nenek lincah.
Kelincahannya tak sekadar aktivitas biasa. Nenek asal Maro Sulawesi Selatan ini begitu bersemangat kembali beribadah ke Tanah Suci.
Hania ingin melepas rindunya melihat Kakbah, meski setahun silam ia sudah pernah menjalankan ibadah umrah.
Tahun ini saat Allah memanggilnya menjadi tamu Allah (duyufurahman), Hania tak menyia-nyiakan kesempatan setelah 15 tahun menunggu untuk berhaji.
Begitu menginjakkan kaki di Kota Makkah, ia menyambutnya dengan sukacita dengan bersemangat.
Hania tak sabar ingin ke Masjidil Haram, tempat Kakbah berdiri.
Saat umrah wajib bersama rombongan, Hania gercep (gerak cepat) tak menunda ibadah ini. Usai umrah wajib, rindu Hania ke Masjidil Haram rupanya masih ada.
Saat itu, ia berusaha mencari teman yang biasa diajaknya kembali ke Masjidil Haram dari hotelnya di kawasan Syisah Makkah.
Nenek Hania 'bergerilya' dari kamar ke kamar untuk minta tolong di bawa sholat ke Masjidil Haram.
"Ayo saya ikut kalau ke Kakbah ya nak. Saya rindu lihat Kakbah lagi," ucapnya saat mengetuk setiap pintu kamar.
Baca juga: Menilik Masjid Abu Bakar, Ikon Klasik Bersejarah di MadinahTempat Nabi Muhammad SAW Salat Idulfitri
Hingga singkat cerita, bertemulah ia dengan Nur Asriani, tetangga kamar sesama warga Maros Sulawesi Selatan yang juga tergabung satu kloter di embarkasi UPG 3 Makassar.
Keinginan Nenek Hania mengetuk hati Nur untuk mengajaknya ke Masjidil Haram.
"Saya waktu itu mendengar dari tante, ada nenek-nenek semangat ingin ke Masjidil Haram mengetuk pintu-pintu kamar jemaah, tapi tak ada yang berani membawa karena mungkin khawatir dengan kondisi nenek.