Saat itu, keinginan Hania melihat Kakbah belum terkabul karena Nenek Hania dan Nur ada di dalam mesjid lantai 3.
Nenek Hania terus bertanya dimana Kakbahnya belum terlihat. Hingga usai salat subuh, dengan perlahan Nur menuntun Nenek Hania mencari jalan.
"Awalnya agak bingung jalan, saya jadi kasihan, khawatir si nenek jauh jalannya, tapi alhamdulillah semangatnya nenek Hania besar, tidak mengeluh lelah," kata Nur.
Sampai Nenek Hania bisa mewudukan keinginann melihat Kakbah saat cleaning service Masjidil Haram menuntunnya ke arah jalan khusus lansia melalui lift.
"Alhamdulillah Allah permudah jalan kami langsung diantar cleaning servisnya haram sampai lift khusus sampai k pelataran Kakbah," cerita Nur.
Nur lantas mengajak Nenek Hania mencari tempat untuk sholat pas depan Multazam.
Kepada nenek Hania, Nur menginformasikan jika Multazam ini salah satu tempat mustajab untuk berdoa.
"Alhamdulillah beliau banyak berdoa dan menangis haru saat memanjatkan doa di sana," kata Nur.
Hania pun mengamini. "Saya senang bisa melihat Kakbah lagi kemarin itu."
Hania mengakui jika dia sadar diri dengan kondisinya yang sudah berumur. Hingga dia tak akan memaksakan diri.
Saat niatnya tercapai, ia akan patuh lebih banyak salat di hotel daripada memaksakan salat diri salat di Masjidil Haram.
"Ndak capek waktu itu. Cukup sudah saya lihat Kakbah, saya sudah senang' kata Nenek Hania.
Nenek pun puas, setelah salat dhuha, sekitar pukul 6.30, mau diajak pulang k hotel oleh Nur.
Nur mengatakan niatnya hanya ingin mewujudkan niat nenek Hania dengan pertimbangan kesehatan tentunya.