Saya pun berinisiatif keluar dan mengajak nenek Hania ikut saya ke Masjidil Haram," ucap Nur Asriani mengawali ceritanya membawa Nenek Hania.
Ada satu kalimat Nenek Hania yang membuat Nur tersentuh saat dia mendengar alasan kuatnya ingin ke Masjidil Haram.
"Katanya nenek hania sudah lama menunggu untuk bisa pergi haji, masa' cuma tinggal di kamar hotel, Meskipun cuma sekali alhamdulillah ada yang bisa diceritakan ke keluarga di kampung bisa salat di Masjidil Haram," tutur Nur.
Mendapat respon positif ada yang mau mengajaknya ke Masjidil Haram, semangat Nenek Hania membara.
"Saking semangatnya kami minta nenek siap-siap sejak tengah malam, tidur pun beliau sudah tidak mau lepas mukena karena agar bisa gerak cepat ke Masjidil Haram tidak membuat yang mengantar menunggu," ucap Nur.
Baca juga: Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Umumkan Kehamilan Anak Pertama, Pamer Hasil USG di Depan Kakbah
Singkat cerita Kamis (23/5/2024) dinihari, Nenek Hania ikut bersama rombongan keluarga Nur, yaitu tante dan pamannya ikut mengawal Nenek Hania ke masjidil Haram.
Nenek Hania rupanya sudah membekali fisiknya dengan baik. Tahu akan ke masjidil Haram yang memerlukan perjuangan fisik, ia tak lupa meminum suplemen kesehatan.
Nur bertekad mengawal Nenek Hania jika lelah, karena saat itu sebenarnya Nur sedang berhalangan salat karena sedang haid.
"Kebetulan saya sementara haid, jadi saya berpikir, biar saja saya yang dampingi kalau misalkan si nenek capek," katanya.
Kepada Nenek Hania, Nur sudah wanti-wanti agar tetap mengutamakan keselamatan tak memaksanakn diri.
"Jalannya pelan-pelan ya nek, jangan capek," pesannya pada Nenek Hania.
Perjalanan dari hotel di wilayah syisha hingga ke Masjidil Haram kira-kira lebih dari 5 Km ini ternyata tak membuat nenek Hania merasa lelah.
Dia tak mau dibantu kursi roda ataupun tongkat. Meski jalannya agak terbungkuk Nenk Hania tetap semangat berjalan pelan sampai ke Masjidil Haram
Sesampainya di sana, nenek Hania menunaikan salat sunag tahajjud.