Saat akhirnya berangkat, Alfina membawa bekal yang cukup.
Di tanah suci, ia bisa membiayai sendiri keperluannya, tanpa minta orangtua.
Gamis hijau, misalnya, ia beli 100 riyal tanpa minta orangtua.
Dia juga membelikan berbagai barang untuk teman-temannya yang titip.
Tak pernah jajan
Alfina bisa disiplin menabung karena ia tak pernah diberi jajan. Dia membawa bekal ke sekolah dan semua keperluannya dipenuhi oleh orang tua.
Itu sebabnya, dia tak merasa harus sama dengan teman-temannya yang lain, yang setiap saat harus mengikuti model dan perkembangan teknologi.
Gadis yang bercita-cita jadi dokter gigi ini juga tak merasa kuper atau ketinggalan zaman dengan pilihannya itu.
Baca juga: Maskapai Garuda Indonesia Ganggu Keberangkatan Jemaah Haji, Dua Kementerian Kecewa: Berefek Domino
Sementara itu, Jumiyati, ibunda Alfina mengaku mengajarkan disiplin mengelola keuangan kepada anaknya.
Jumiyati, kepala sekolah di Semarang itu mendidik anaknya agar berbelanja sesuai kebutuhan, bukan keinginan.
"Kalau dia minta HP terbaru, misalnya, saya beri pengertian dia belum butuh, karena kebutuhan dia hanyalah untuk belajar,"ujar Jumiyati.
Didikan Jumiyati membawa hasil. Alfina tekun menabung dan bahkan bisa menambah sendiri biaya naik haji. (*)