"Ketemu orang persism mirip bapak di Masjidil Haram. Jenggotnya mirip," katanya.
Lanatsm apakah Aziz sempat berkomunikasi dengan sosok yang mirip sang ayah ini.
"Saya melihat dan batin begitu saja. Cuma saya lihat saja mirip bapak," kata Aziz sambil terssenyum dan terus memegang tangan ibunya.
Selama di Makkah, selain menemani ibunya beribadah juga membantu jemaah lain di kloternya, Aziz hampir setiap malam melewatkan malam di Masjidil Haram.
Bak orang jatuh cinta pada padangan pertama, Kakbah seolah bagai magnet Aziz untuk berulang kali kesana.
"Ya, senang sekali bisa lihat Kakbah ibadah umrah. Terus setiap malam saya ke sana karena daripada gak bisa tidur, ya saya pilih jalan ke Masjidil Haram kalau malam," cerita Aziz
Tak lupa diselipkannya doa di depan kakbah bisa dapat kerja dan riziki yang lancar.
Dan pasti doa untuk ibunya agar sehat dan mendoakan sang bapak ditempatkan di surga.
Tak hanya berdoa, jiwa sosial Aziz pun meronta.
Ia kerapkali membantu jemaah yang tersesat di Masjidil Haram tersesat.
"Ya pernah ada jemaah tersesat, saya arahkan. Dua orang saya pernah tolong dari Makassar. antar sampai depan terminal," katanya.
Di akhir wawancara dengan Tim Media Center Haji (MCH) 2024, dirinya memberikan pesan pada remaja sebayanya untuj tidak segan mendaftar haji.
"Untuk teman-teman sekalian yang muda segera mendafatr haji. Soalnya nunggu haji 35 tahun. Kalau muda fisik masih kuat,' katanya.