News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2024

Alami Kerusakan, Garuda Batal Terbang, Jemaah Haji Diminta Turun Saat Pesawat di Ujung Landasan Pacu

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) Embarkasi Makassar (UPG-31) batal pulang setelah pesawat Garuda rusak.400 Jemaah dikembalikan ke hotel di Maidnah dan batal terbang ke Tanah Air.

"Saudia bisa memenuhi jadwal sesuai keinginan Kemenag karena lebih awal mengajukan ke GACA, sementara Garuda terlambat mengajukan slot time karena terlambat dalam pengadaan pesawat, " sambungnya.

Garuda, sebagai maskapai pengangkut jemaah haji tidak kebagian slot time.

"Karena slot time ini berebut dengan Airlines dari semua negara pengirim jemaah haji, maka Garuda tidak kebagian slot time yang dibutuhkan untuk membawa jemaah haji sesuai kontrak penerbangan," tandasnya.

21 Persen Penerbangan Pengangkut Haji Delay, Garuda Minta Maaf

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, Garuda Indonesia menyampaikan permohonan maaf atas banyaknya keberangkatan dan pemulangan jemaah haji mengalami keterlambatan atau delay. Apa saja penyebabnya?

Irfan memaparkan, Garuda Indonesia melakukan 292 penerbangan dari 9 embarkasi. Dari data tersebut, menurut Irfan, 32 persen penerbangan tepat waktu, 21 persen mengalami keterlambatan, dan 47 persen lebih awal dari waktu yang ditentukan. Irfan menyampaikan permohonan maaf saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI di DPR, Jakarta.

"Kami memohon maaf atas banyaknya delay yang di luar kemampuan. Kami memohon maaf kepada seluruh jemaah dan seluruh stakeholder," ujar Irfan di Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Irfan mengaku bertanggungjawab atas keterlambatan tersebut. Namun, ucap Irfan, pihak Garuda Indonesia mengaku telah berupaya supaya para jemaah tetap merasa nyaman menjalani ibadah.

Dia memaparkan, bahwa keterlambatan disebabkan oleh aspek operasional.

"Penyebab utama keterlambatan lebih pada aspek operasional sebesar 86 persen," tutur Irfan.

Sedangkan, sisanya disebabkan oleh aspek teknis. Dia mencontohkan, misalnya karena kerusakan pesawat, sementara operasional mencakup penumpang yang terlambat, pengiriman pesawat yang terlambat.

"Serta izin terbang dari ATC yang tidak diberikan karena penuh," imbuh Irfan.
Saat itu, Irfan mengatakan, keterlambatan terjadi yang paling lama sekitar 6 jam. Namun, diharapkannya bisa diturunkan, serta operasional haji akan berhenti pada saat 21 Juli ke depan.

(Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Dennis Destryawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini